Pertamina Ancam Mundur, PLN Ngotot Lelang Pembangkit Jawa 1

Miftah Ardhian
1 Juni 2016, 12:52
PLTU Suralaya
Arief Kamaludin|KATADATA

Setelah seluruh konstruksi telah terbangun, PLN dapat menyalurkan gas yang dimilikinya dan pada 2018 pembankit beroperasi. Hal ini berbeda apabila gas harus disediakan oleh investor yang masih harus menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang gas, terlebih lagi jika masih mencari sumber gasnya. (Baca juga: Pemerintah Pertanyakan Kemampuan Pendanaan PLN Bangun Pembangkit).

Iwan pun menyatakan ada dua alasan lain mengapa ketentuan lelang diubah. Pertama, ketentuan ini bukan atas permintaan langsung dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiataan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Hanya, memang ada arahan dari SKK Migas untuk mengutamakan penggunaan gas domestik.

Wakil Kepal SKK Migas M.I Zikrullah membenarkan soal prioritas penggunan gas dari produksi dalam negeri. “Pada dasarnya, optimalisasi pemanfaatan gas domestik harus diutamakan untuk mendukung aktivitas hulu dan terpenuhinya kebutuhan energi,” kata Zikrullah kepada Katadata.

Seperti diketahui, PLN memiliki kontrak Perjanjian Jual-Beli (PJB) gas dengan BP Tangguh sebanyak 45 kargo. Selain itu, ada potensi gas besar di Bontang dan potensi gas di Tangguh yang belum terkontrak. Gas-gas ini lah yang akan digunakan untuk memasok ke pembangkit swasta. (Baca juga: PLN Serahkan Revisi RUPTL di Tenggat Akhir).

Kedua, kata Iwan, dengan menyediakan gas, PLN mengklaim tidak akan mencari untung dari pembelian yang dapat menyebabkan biaya untuk pembangkit semakin besar. Selain itu, PLN dapat membeli dengan volume yang besar dan fleksible untuk memasok ke pembangkit lainnya yang menggunakan gas selain di Jawa-1.

“Misalnya Pembangkit Muara Tawar turun permintaan, bisa dialihkan ke Muara Karang. Itu kalau PLN yang beli gas semuanya. Tapi kalau IPP beli untuk Muara Tawar, ya hanya untuk situ aja, menjadi tidak fleksibel,” ujar Iwan. (Baca: Kisruh Listrik Nias, PLN Berkukuh Tunggu Hasil Audit)

Memang, Iwan mengakui tidak semua proyek lelang pembangkit bertenaga gas memiliki ketentuan seperti ini. Ada bsekitar enam pembangkit di Sumatera, yang investornya masih menyediakan gas. Namun, pembangkit tersebut letaknya di pulau-pulau dan kapasitasnya tidak terlalu besar. PLN sendiri yakin, dengan kontrak gas yang mereka punya dan kepercayaan pemilik gas untuk menjualnya ke PLN maka pasokan gas tidak akan terhambatan.

Terkait dengan ancaman Pertamina untuk mundur, Iwan menyatakan telah membicarakannya, khususnya yang menangani gas untuk mensosialisaikan maksud perubahan ketentuan ini. Dengan memprioritaskan penggunaan gas domsetik, tentu Pertamina dapat memenuhinya karena memiliki sumber gas di Bontang. Dan hal itu mengisyaratkan PLN akan memprioritaskan penggunaan gas milik Pertamina.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...