Proyek 35 GW Lamban, ESDM Berencana Ambil Alih Proses Lelang

Miftah Ardhian
26 Mei 2016, 18:23
pembangkit listrik
Arief Kamaludin|KATADATA

Ketua Konsorsium Pertamina untuk Proyek Jawa-1 Ginanjar mengatakan ada aturan baru bahwa peserta lelang harus menggunakan gas dari Lapangan Tangguh di Teluk Bintuni, Papua. Gas ini digunakan sebagai bahan bakar pembangkit yang akan dibangun.

“Sebenarnya tidak masalah, tetapi supaya fair (seharusnya) dari dulu diubah. Jangan tinggal dua bulan, berubah,” ujarnya. (Baca: Pemerintah Pertanyakan Kemampuan Pendanaan PLN Bangun Pembangkit)

Dengan perubahan ini, Pertamina menganggap semua proses yang sudah dilakukannya menjadi sia-sia. Padahal, kata Ginanjar, Pertamina sudah mengeluarkan dana sebesar US$ 1,5 juta untuk bisa ikut lelang. Pertamina pun mengancam akan mundur dari proses lelang ini.

Jika sejak awal ditentukan kebutuhan gas harus dipasok dari Tangguh, Pertamina tidak perlu menggandeng Total sebagai mitra konsorsium. Pertamina cukup menggaet perusahaan konstruksi yang paling murah dan berkualitas, seperti Samsung.

Meski demikian, perubahan ketentuan ini tidak menjadi fokus pemerintah. Kementerian ESDM hanya ingin semua proses lelang ini dapat diselesaikan tahun ini agar target 35 GW di tahun 2019 dapat tercapai.

“Yang penting programnya lancar. Mau dari PLN atau IPP (pembangkit swasta) kan sama. Yang penting kan kontinuitas dan stabilias pasokan energinya terjamin,” ujar Sujatmiko. (Baca: Disorot Jokowi, Menteri Rini Maklumi Lambannya Proyek Listrik PLN)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...