Pertamina: Penutupan 100 Sumur Tidak Pengaruhi Produksi

Safrezi Fitra
13 April 2015, 14:40
Katadata
KATADATA

KATADATA ? PT Pertamina (Persero) mengaku penutupan operasi 100 sumur minyak yang dilakukan perseroan, tidak akan mempengaruhi target produksi tahun ini. Hal ini karena sumur yang ditutup tersebut belum berproduksi.

Direktur Utama PT Pertamina Persero Dwi Soetjipto mengatakan penutupan 100 sumur migas didasarkan pada penghematan belanja. Harga minyak yang sedang rendah, membuat perusahaan migas harus berusaha mengemat pengeluarannya. Pertamina memilih untuk lebih selektif dalam melakukan pengeboran sumur baru.

Dia menyebut 100 sumur yang ditutup tersebut masih dalam tahap eksplorasi dan belum menghasilkan apa-apa. Makanya Pertamina yakin penutupan tidak akan mengganggu target produksi minyak tahun ini.

"Yang ditutup itu masih dalam tahap eksplorasi dan penelitian. Kalau yang produksi jalan terus," kata Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Senin (13/4).

Tahun ini, Pertamina menetapkan target produksi minyak mentah sebesar 329.000 barel per hari (bph). Target ini lebih tinggi dari realisasi produksi tahun lalu yang hanya 280.200 bph. Sementara untuk gas, Pertamina menargetkan sebesar 1,67 miliar kaki kubik per hari (billion cubic feet per day/bcfd). Tahun lalu produksi gas Pertamina sebanyak 1,61 bcfd.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, target tersebut memang belum bisa tercapai. Hingga Februari 2015, produksi minyak Pertamina baru mencapai 240.590 bph. Sementara produksi gasnya baru mencapai 1,62 bcfd.

Meski demikian, Dwi menjamin produksi Pertamina tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu, dan dipastikan mencapai target. Mulai pertengahan tahun ini Pertamina akan merampungkan fasilitas Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), untuk mengolah minyak fraksi berat atau minyaksisa yang bernilai ekonomis rendah. Dwi yakin dengan fasilitas tersebut kapasitas kilang Pertamina di Cilacap akan bertambah.

Pendapat berbeda disampaikan Deputi Pengendalian Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Aussie B Gautama. Menurut dia, penutupan 100 sumur Pertamina pasti akan mempengaruhi produksi.

"100 sumur produksi ditutup Pertamina. Dampaknya ke produksi minimal," kata dia kepada Katadata.

Menurut dia, tahun ini banyak perusahaan migas yang merevisi rencana kerja dan anggarannya (work program and budgeting/ WP&B). Revisi ini dilakukan sebagai akibat dari harga minyak yang rendah, yakni di kisaran US$ 50 per barel.

Direktur Indonesian Petroleum Association (IPA) Sammy Hamzah mengatakan hampir semua kontraktor Migas merevisi rencana bisnis dan anggarannya. Kontraktor migas memangkas anggaran investasinya sekitar 10 persen sampai 40 persen.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...