ESDM: Pupuk Indonesia Akan Bangun Pabrik di Teluk Bintuni

Sorta Tobing
28 Desember 2020, 15:22
Teluk Bintuni, LNG Tangguh, Kementerian ESDM, Arifin Tasrif, Airlangga Hartarto, pupuk, petrokimia
Katadata
Ilustrasi. Kawasan Industri Teluk Bintuni, Papua Barat, akan memiliki pabrik pupuk.

Proyek Tangguh memproduksi LNG terbesar nomor dua terbesar di Indonesia. Kementerian ESDM mencatat total gas alam cair pada 2018 mencapai 19,1 juta metrik ton yang berasal dari tiga kilang, seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini. 

Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw menyebut wilayahnya baru 76% yang menerima listrik. Sebagian besar yang mendapatkannya di wilayah perkotaan. Sementara di pedesaan masih mendapat suplai pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dari pemerintah daerah. “Kami ingin mendapatkan listrik yang memadai dari pembangkit gas,” katanya. 

Sampai saat ini pembicaraan untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) masih berlangsung dengan PLN. “Kami penghasil gas, kenapa tidak bisa melakukan itu?” ujar Petrus. 

Setidaknya butuh 423 megawatt untuk Kawasan Industri Teluk Bintuni. “Listrik itu ibarat darah untuk investasi,” kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan.

Proyek Petrokimia di Teluk Bintuni

PT Pupuk Indonesia sebelumnya mengatakan akan membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat. Direktur Utama Ahmad Bakir Pasaman mengatakan perusahaan tengah berdiskusi dengan BP Tangguh, selaku operator proyek Tangguh, terkait alokasi gas.

Pembicaraan dengan Genting Oil, selaku operator Blok Kasuri, juga masih berlangsung terkait harga gas. Di kawasan ini, kapasitas pabrik amoniaknya bakal mencapai 2 ribu ton, pabrik urea 2.500 ton, dan pabrik methanol 3 ribu ton per hari. Investasinya, menurut Ahmad akan sangat besar. 

Perusahaan petrokimia berbasis di Eropa, Chayil Energy berencana membangun kilang petrokimia di wilayah kepala burung Pulau Papua tersebut. “Rencana investasinya mencapai Rp 28 triliun,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Kawasan Industri Teluk Bintuni rencananya akan mencapai dua ribu hektare, yang terbagi menjadi tiga zona. Zona utama untuk industri migas. Zona berikutnya untuk industri turunan. Dan terakhir adalah fungsi pendukung, termasuk pergudangan, pelabuhan, dan pembangkit listrik. “Kawasan ini akan mulai beroperasi pada 2023,” ujarnya. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...