APBI Prediksi Harga Batu Bara Akan Pulih di 2021

Sorta Tobing
28 Desember 2020, 16:35
harga batu bara, apbi, hendra sinadia, batu bara
Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Harga batu bara akan pulih pada 2021.

Di Eropa dan Amerika Utara konsumsi batubara bakal turun setelah kenaikan sementara pada tahun 2021. Konsumsi dari dua wilayah itu mewakili sekitar 10% penggunaan batu bara global. 

Di Tiongkok, permintaan masih dapat mencapai level tertinggi. Perkiraannya di 2025. Konsumsi batu baranya saat ini mencapai 4 miliar ton per tahun, sebagian besar untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Namun, janji Beijing menjadi negara netral karbon pada 2060 akan mempengaruhi angka tersebut.

Pasokan Batu Bara Terganggu, Tiongkok Lakukan Pemadaman Listrik

Pemerintah Tiongkok sedang menerapkan pembatasan pemakaian energi guna mengelola pasokan listrik. Dampaknya, provinsi di seluruh negara itu berjuang dengan pemadaman bergilir.

Padahal, Negeri Panda sedang mengalami musim dingin yang parah. Bloomberg menuliskan, suhunya lebih rendah lima derajat Celcius dibandingkan tahun lalu.

Para analis menyalahkan kebijakan pembatasan ekspor batu bara dari pemasok utamanya, Australia, sebagai dalang utama. Tiongkok juga membatasi produksi domestik karena beberapa kasus kecelakaan berujung kematian terjadi di Shanxi, pusat penambangan batu bara negara tersebut.

South China Morning Post melaporkan para pengusaha di sana sangat menyesalkan kebijakan ini. Mereka baru saja pulih setelah terkena pandemi Covid-19, kini harus menghadapi pemadaman bergilir. 

Seorang pengusaha bernama Lin Xianxin mengatakan produksi pabriknya terganggu karena keadaan tersebut. Pada Selasa pekan lalu, pihak berwenang memutus aliran listrik ke bisnisnya. “Memutus listrik pada waktu tersibuk dalam setahun sungguh tidak masuk akal,” ucap manager Wenzhou Ming Yu Packaging tersebut. 

Semua pesanan produknya terpaksa tertunda. Penjatahan listrik skala besar ini, menurut Lin, merupakan yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Total kerugian yang ia terima mencapai 50 ribu yuan per hari atau sekitar Rp 108 juta. 

Dari Januari hingga November, Tiongkok mengonsumsi 6.677,2 miliar kilowatt-hour (kWh) listrik. Lebih tinggi dari total tahunan 2017 dan 2018. Konsumsi tahun ini naik 3% dari 2019, meski terdampak virus corona. Pada bulan lalu saja, angkanya mencapai 656,7 miliar kilowatt-hour, level tertinggi dalam 27 bulan. 

Sejak Desember, lebih dari selusin kota di provinsi Zhejiang, Hunan, Jiangxi, Shaanxi, dan Guangdong melakukan pembatasan listrik di luar jam sibuk untuk pabrik. Pemadaman listrik bergilir selama seminggu di Shenzhen, ibu kota teknologi Tiongkok, juga pemerintah terapkan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...