Antisipasi Krisis Energi, Pemerintah Perlu Perketat DMO Batu Bara
Di sisi lain, negara-negara Asia sebagian besar hingga saat ini masih mengandalkan batu bara dari Indonesia. RI setidaknya menyumbang seperlima dari total ekspor batu bara dengan nilai ekspor mencapai US$ 14 miliar sepanjang 2020.
Sedangkan dari sisi volume, ekspor batu bara relatif stabil di angka 31-34 juta ton setiap bulannya. Artinya lonjakan harga baru-baru ini tidak menghasilkan lebih banyak pasokan untuk ekspor. "Sebagian besar batu bara diekspor ke Cina (51%), India (19%), Filipina (8%), Malaysia (4%), Vietnam (4%), dan Korea Selatan (3%)," tulis laporan tersebut.
Namun, menariknya, Cina dan India tahun ini justru mencatat laju pertumbuhan impor batu bara yang melambat dibandingkan 2020. Ini menandakan sulitnya mengamankan pasokan batu bara di pasar global.
Adapun risiko yang tengah dihadapi pasar batu bara global saat ini yaitu potensi pengetatan ekspor batu bara Indonesia pada kuartal IV demi mengamankan pasokan domestik. Pengiriman batu bara Indonesia biasanya melonjak pada Oktober-Desember, karena permintaan naik seiring datangnya musim dingin.
Apalagi PLN memproyeksikan penjualan listrik pada tahun ini akan tumbuh 4,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya aktivitas ekonomi mulai menggeliat yang berimbas pada meningkatnya konsumsi listrik.
Per September, konsumsi listrik PLN tumbuh 4,42% secara tahunan (year on year), melonjak dari pertumbuhan pada Juli yang hanya 1,9%. Peningkatan pertumbuhan listrik terutama didorong segmen industri yang melonjak 10,63% yoy.