Harga Minyak Melambung, Belanja Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Image title
21 Februari 2022, 14:54
BBM, pertamina, harga minyak, subsidi energi, migas
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi. Kementerian ESDM bersama dengan Kementerian Keuangan tengah menghitung dampak dari kenaikan harga minyak dunia bagi keuangan negara.

"Kami sudah estimasi dengan Kemenkeu agar lebih pasti. Harus teliti dan cermat dengan subsidi ini karena kenaikan ICP ini bisa tidak mencukupi dari subsidi. Angkanya harus kita hitung lebih detail," ujarnya.

Harga minyak pada Senin (14/2) mencapai level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran invasi Ukraina oleh Rusia yang dapat memicu sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sanksi ini dikhawatirkan mengganggu pasokan minyak di kondisi pasar yang sudah ketat.

Minyak mentah berjangka Brent saat itu mencapai di US$ 95,56 per barel, naik $1,12, atau 1,2%, setelah sebelumnya mencapai puncak $96,16, tertinggi sejak Oktober 2014. Minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,28, atau 1,4%, menjadi US$ 94,38 per barel, tertinggi sejak September 2014.

Amerika Serikat menilai serangan Rusia ke Ukraina telah mengguncang pasar keuangan global. Rusia dinilai dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan.

"Jika mobilisasi pasukan terjadi, minyak mentah Brent tidak akan sulit naik di atas level US$ 100. Harga minyak akan tetap sangat fluktuatif dan sensitif terhadap perkembangan situasi Ukraina," kata analis OANDA Edward Moya, seperti dikutip Reuters, Senin (14/2).

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...