Perang Rusia Ukraina Kerek Permintaan Batu Bara, Ancam Transisi Energi

Muhamad Fajar Riyandanu
18 April 2022, 15:27
batu bara, transisi energi, uni eropa, perang rusia ukraina,
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.

Rusia juga memproduksi 638,49 jutar meter kubik gas alam atau 16,57% dari produksi dunia pada 2020. Capaian itu menempatkan Rusia di urutan kedua di bawah AS dengan 914,62 juta meter kubik atau 23,73% dari total produksi gas alam dunia.

Seiring dengan sanksi larangan impor batu bara Rusia oleh UE, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia, mengaku sejumlah pelaku usaha batu bara sudah menjalin komunikasi dan berpeluang melakukan ekspor ke beberapa negara Eropa.

Sebab, saat ini permintaan baru bara yang meningkat tidak diimbangi oleh peningkatan produksi ataupun produsen batu bara yang saat ini didominasi oleh Indonesia, AS, Australia, Kolombia, dan Afrika Selatan.

“Kualitas (batu bara) kami bukan kualitas mereka sih. Tapi memungkinkan bisa (ekspor ke Eropa). Cari yang kualitas tinggi di Australia sudah gak bisa banyak. Afrika selatan juga ada tapi terbatas. Indonesia kalorinya lebih rendah tapu mereka bisa blending dengan batu bara lain. Ongkos angkutnya mahal, tapi dalam kondisi sekarang mereka terpaksa beli,” ujarnya.

Hendra menambahkan, sembari menjalin komunikasi dengan calon pembeli dari Eropa, para pelaku usaha sedang mengoptimalkan produksi paska larangan ekpor di bulan Januari lalu. Di sisi lain, ia tak menampik sudah ada sejumlah calon pembeli yang tinggal menunggu konfimasi dari produsen batu bara.

“Pembelian memang sudah dijajaki dari sekarang untuk pengiriman di Agustus misalnya. Secara teori memungkinkan tapi mereka harus tepati konfirmasi pembeli. Mungkin saat ini memang masih terlalu awal tapi bisa jadi sih nantinya diajukan bulan depan,” tukas Hendra.

Menukil laporan Minerba One Data Indonesia pada Senin (18/4), realisasi ekspor batu bara pada bulan April mencapai 49,82 juta ton. Sementara realisasi produksi berada di 160,08 juta ton atau 24,15% dari rencana produksi sebanyak 663 juta ton.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...