Harga Energi Mahal, Produsen Baja Terbesar Jepang Lirik Lagi Batu Bara

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Juni 2022, 16:28
batu bara, baja, jepang
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Ilustrasi pabrik baja.

Yamada sendiri tidak memberikan rincian tentang kemungkinan investasi baru di sektor batu bara. Namun saat ini perusahaan Jepang lainnya, Mitsui & Co., tengah mencari pembeli untuk 20% sahamnya dalam usaha patungan yang mengoperasikan tambang batu bara kokas di Queensland, Australia.

Potensi langkah Nippon Steel untuk lebih gencar di sektor hulu menggarisbawahi bagaimana inflasi harga energi memaksa perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan operasional jangka pendek daripada ambisi jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon.

Produksi baja menghasilkan emisi yang sangat tinggi. Cina dan Jepang, sebagai produsen baja terbesar nomor 1 dan 3 di dunia, masing-masing menyumbang sekitar 15% dari total emisi di negara masing-masing.

Cina sudah mulai mencari pasokan batu bara lebih dulu dengan membeli batu bara kokas dari Rusia yang didiskon cukup besar di saat dunia menghindari komoditas energi negara tersebut sebagai sanksi atas perang di Ukraina.

Meski demikian Yamada memperkirakan pasar batu bara kokas tetap ketat. Pasalnya, produksi batu bara kokas lebih sedikit daripada batu bara termal yang harganya lebih murah.

Jepang membeli sekitar 70 juta ton tahun lalu, lebih dari setengahnya berasal dari Australia. Selain itu, pergeseran untuk mencapai target net zero emission mempersulit penambang untuk membiayai proyek-proyek baru.

“Harga batu bara kokas saat ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dan mengingat peluang terbatas untuk memperluas pasokan, secara struktural sulit untuk menurunkan harga batu bara kokas,” kata Yamada.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...