Pertamina Berhasil Gunakan Teknologi CCUS di Lapangan EP Jatibarang

Muhamad Fajar Riyandanu
27 Oktober 2022, 16:09
CCUS, Pertamina
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara./hp.
Petugas memeriksa keran pipa sumur saat proses injeksi CO2 di sumur JTB-161 Mundu, Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022).

PT Pertamina mulai mengimplementasikan teknologi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Implementasi teknologi CCUS oleh Pertamina merupakan yang pertama kali di lapangan migas di Indonesia.

“Teknologi CCUS menjadi enabler yang mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi GRK secara signifikan,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji, dikutip dari siaran pers pada Kamis (27/10).

Pertamina menggunakan teknologi CCUS perdana dengan injeksi C02 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat pada Rabu (26/10). Injeksi C02 di Lapangan Jatibarang merupakan realisasi kerja sama antara Pertamina (Persero), Pertamina EP, dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) terkait ‘JOGMEC on CO2 Injection for Enhanced Oil Recovery (CCUS-EOR) Project in Jatibarang Field’.

Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi (PHE), Muharram Jaya Panguriseng, mengatakan injeksi C02 setelah studi bersama antara Pertamina dan JOGMEC. Teknologi CCUS bisa mendorong peningkatan produksi dari cadangan migas di Lapangan Jatibarang.

"Lapangan Jatibarang salah satu lapangan raksasa di Indonesia dengan total produksi telah mencapai 101.8 MMMbls, dan masih memiliki potensi cukup besar. Semoga dapat diproduksikan melalui CO2-EOR," ujar Muharram.

PHE Garap Empat Proyek CCS/CCUS

Adapun PHE tengah menggarap empat proyek CCS/CCUS untuk mendorong produksi migas sembari mengejar target penurunan emisi karbon. Dari empat proyek CCUS tersebut, tiga di antaranya terletak di Pulau Jawa dan satu proyek di Sumatera.

Direktur Utama PHE, Budiman Parhusip, mengatakan pengembangan teknologi CCUS di beberapa lapangan Migas ditujukan untuk Enhance Oil Recovery (EOR) dan Enhance Gas Recovery (EGR).

Adapun EOR merupakan metode peningkatan produksi minyak bumi dengan menginjeksikan sumber energi eksternal, sedangkan EGR adalah praktik menginjeksi gas CO2 ke lapangan untuk menambah produksi migas di lapangan yang reservoirnya mulai menipis.

Penerapan CCUS untuk EOR akan dilakukan di Lapangan Sukowati Bojonegoro Jawa Tengah, Lapangan Gundih Blora Jawa Tengah, Lapangan Jatibarang Indramayu Jawa Barat dan Lapangan Ramba di Kabupaten Musi Bayuasin, Sumatera Selatan. “Di Lapangan Jatibarang kami akan tes injeksi karbon yang rencananya akan mulai di akhir tahun 2022,” kata Budiman saat menjadi pembicara dalam acara IPA Convention 2022 ke-46 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (22/9).

Sementara itu proyek Gundih CCUS/CO2-EGR yang dikerjakan oleh Pertamina CoE ITB, dan J-Power akan mulai beroperasi atau onstream pada 2026. Proyek ini ditaksir punya potensi penyimpanan emisi CO2 sebesar 3 juta ton selama 10 tahun.

Proyek yang masih dalam tahap perencanaan adalah proyek Sukowati CO2-EOR yang dikerjakan oleh Pertamina, Lemigas, Japex dan METI Japan. Proyek yang memiliki potensi penyimpanan emisi CO2 sebesar 14 juta ton selama 15 tahun ini akan melakukan uji pilot pada 2026 hingga 2027.

Selanjutnya ada Proyek Ramba CCUS garapan PT Pertamina yang bakal onsream pada 2030 dengan potensi penyimpanan emisi CO2 yang belum diketahui.

Adapun untuk wilayah lainnya seperti di Kutai Basin, Sunda Asri Basin, Sumatera Selatan, dan Sumatera Tengah juga sudah dimulai studi untuk melihat potensi melalui kolaborasi dengan Japex, Janus, Exxonmobil, Jogmec, Chiyoda Corporation, dan Mitsui.

Guna menjamin keekonomian dan kelayakan komersial proyek CCUS, Budiman berharap pemerintah bisa memberikan kemudahan aturan atau regulasi di sektor investasi teknologi tangkap karbon. “Kami berharap dari sisi regulasi berupa aturan fiskal bisa lebih menarik sehingga membantu keekonomian proyek. Pasalnya investasi CCUS cukup berat,” ujar Budiman.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...