SKK Migas Dituding Rugikan Negara Soal Pipa Gas Impor Proyek Tangguh

Muhamad Fajar Riyandanu
24 Maret 2023, 16:55
skk migas, pipa gas, tangguh lng, lapangan ubadari
Katadata
Tangguh LNG.

Dalam suratnya yang ditujukan kepada Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) per tanggal 23 Januari 2023, Alvin megatakan penggunaan pipa produk lokal dapat menyumbang TKDN sekira 45%-60% dan bisa menghemat sampai US$ 70 juta atau sekira Rp 1 triliun dibandingkan dengan menggunakan pipa impor HRB.

SKK Migas Klaim Kinerja TKDN Terus Meningkat

Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, menyampaikan bahwa SKK Migas berkomitmen penuh dan selalu mendorong program peningkatan kapasitas nasional.

Menurut Hudi, hal itu bisa terlihat target key performance indicator (KPI) tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), organisasi Kapnas dan hasil pencapaian kadar TKDN hulu migas yang setiap tahun naik dan mencapai 64.75% pada tahun 2022.

Hudi melanjutkan, hasil evaluasi teknis terkait pemilihan pipa untuk jalur Ubadari ORF sepanjang 72 kilometer (km) menunjukkan bahwa pipa yang dibutuhkan harus dapat memenuhi kriteria terkait spesifikasi gas yang korosif dan juga tantangan instalasi dan operasi yang berada di Lapangan Tangguh untuk aplikasi gas yang asam.

Hasil studi menyimpulkan bahwa pipa dibutuhkan adalah pipa HRB 24 inci yang secara inheren lebih aman dan sudah terbukti di lapangan karena telah digunakan pada awal pengembangan lapangan LNG Tangguh

"Dilihat dari pengalaman di Tangguh yang hingga saat ini tidak ada kegagalan teknis pada proyek dan operasinya," kata Hudi kepada Katadata.co.id, Jumat (24/3). "Hasil studi dari BP juga telah diverifikasi oleh LAPI ITB."

Hasil verifikasi itu diantaranya dalam hal perbandingan penggunaan jenis pipa yang paling cocok secara teknis dengan kebutuhan di lapangan dan ketersediaan di pasar dalam negeri sampai pertimbangan kapasitas produksi terkait volume, diameter dan ketebalan pipa serta tingkat kematangan teknologi atau technology readiness level (TRL) untuk spesifikasi pipa yang dibutuhkan.

Sementara itu, terkait alternatif pipa lain yang yaitu pipa (MLP) masih ditemukan masih adanya kesenjangan dan keterbatasan terhadap penggunaan pipa MLP ukuran 24 inci di industri dimana pipa MLP memiliki maturity level yang rendah. Serta belum terdapat studi dan kualifikasi untuk menentukan apakah pipa jenis tersebut akan dapat mencapai maturity level yang disyaratkan oleh BP, sebagaimana juga diverifikasi oleh hasil studi LAPI ITB.

Menjawab soal kekhawatiran yang dapat diatasi dengan dengan mempertebal lapisan clad pada pipa MLP, Hudi menyampaikan bahwa penambahan ketebalan harus didahului oleh studi penentuan ketebalan yang dilanjutkan dengan proses pengujian atau kualifikasi. "Kalaupun berhasil, akan memakan waktu yang sepenuhnya di luar tata waktu proyek UCC," ujar Hudi.

Menurut Hudi, jalur Pipa 24 inci Ubadari – ORF adalah koridor utama produksi gas Tangguh dimana pengembangan lapangan-lapangan baru itu akan dikembangkan di koridor barat, termasuk lapangan-lapangan yang merupakan dasar dari perpanjangan KKS Tangguh setelah 2035 yang seluruhnya akan terintegrasi pada jalur pipa ini.

Dengan demikian menjadi sangat penting untuk memastikan keamanan dan integritas pipa Ubadari baik untuk saat ini maupun di masa mendatang. "Sehingga pipa 24 inci Ubadari-ORF membutuhkan pilihan pipa yang memenuhi kriteria keteknikan, keamanan, integrity dan deliverability proyek," kata Hudi.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...