Realisasi Penyaluran Gas Murah untuk Tujuh Industri Cenderung Turun
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Ignatius Warsito, berharap agar pasokan jatah gas murah kepada tujuh industri dapat terjamin.
Menurutnya, jaminan pasokan bagi industri kimia dasar berbasis gas bumi seperti industri amonia, urea, metanol merupakan keharusan untuk mencukupi pasokan bahan baku bagi industri hilir.
"Yang paling penting lagi adalah alokasi pasokan itu yang harusnya menjadi kepastian," kata Warsito dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Selasa (11/4).
Di sisi lain, Kementerian ESDM berencana untuk mengevaluasi tarif harga gas bumi tertentu (HGBT) dalam waktu dekat melalui revisi Keputusan Menteri atau Kepmen ESDM Nomor 134 Tahun 2021 tentang Penggunaan dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.
Dengan revisi aturan tersebut, penentuan tarif HGBT menjadi lebih fleksibel atau membuka potensi tarif HGBT di atas US$ 6 per MMBTU. "Kepmen yang direvisi gak persis US$ 6, kalau tidak bisa ya harganya lebih dari US$ 6," kata Direktur Jenderal Migas, Tutuka Ariadji, saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Selasa (11/4).
Revisi ketetapan tersebut juga bisa mengubah penyaluran insentif HGBT kepada industri penerima tertentu. Insentif bakal dihentikan apabila perusahaan penerima sudah berkembang. "Semangatnya membantu industri yang perlu dibantu. Kepmen HGBT ini gak untuk selamanya industri dapat terus, kalau sudah kuat maka diganti," ujar Tutuka.
Melansir laporan Kementerian ESDM, jumlah penyaluran harian pasokan gas murah US$ 6 MMBTU pada tahun 2022 mencapai 1.253,81 billion bristh thermal unit per day (BBTUD), dengan realisasi penyerahan 81,38% hingga Desember.
Torehan distribusi HGBT pada tahun 2022 lebih tinggi 1,03% dari penyaluran pada tahun sebelumnya di level 1.241,01 BBTUD.