Inflasi dan Naiknya Suku Bunga Seret Harga Minyak Turun ke US$ 80,91

Andi M. Arief
24 April 2023, 13:17
harga minyak, inflasi, suku bunga
medcoenergi
Blok Migas Rimau.

Di sisi lain, perbaikan pertumbuhan perekonomian Cina pasca Covid-19 juta mempengaruhi proyeksi permintaan minyak mentah tahun ini. Bea Cukai Cina mendata volume minyak mentah impor yang masuk telah menembus rekor baru. Walau demikian, total impor dari Rusia dan Arab Saudi hanya mencapai 4 juta barel per hari.

"Saya mau mengutip bauran data ekonomi dan kelanjutan intervensi bank sentral sebagai pendorong utama di belakang koreks harga belum lama ini," kata Direktur JTD Energy Services John Driscoll.

Pada saat yang sama, margin pemurnian minyak mentah di Asia telah melemah di Cina dan India. Faktor tersebut dinilai membatasi keinginan produsen emas hitam di Timur Tengah terkait produksi pada pertengahan 2023.

Akan tetapi, para analis memproyeksikan permintaan minyak mentah oleh Cina akan tetap meningkat menuju paruh kedua 2023. Di samping itu, pembatasan produksi oleh negara-negara anggota OPEC+ diramalkan akan memperketat pasar per Mei 2023.

Analis National Australia Bank mengatakan perbaikan permintaan minyak mentah Cina dinilai akan mengimbangi perlambatan permintaan negara-negara maju dalam waktu dekat. Sementara sanksi dan pembatasan produksi akan menambah risiko terbalik ke harga minyak dan membuat Brent naik menjadi US$ 92 pada akhir kuartal II-2023.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...