RI Bisa Jadi Pengimpor Migas pada 2042, Ini Penyebabnya

Lavinda
Oleh Lavinda
23 Agustus 2023, 15:46
SKK Migas
SKK Migas
SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerjsama (KKKS) Citic Seram Energy Ltd berhasil menemukan indikasi hidrokarbon berupa gas melalui kegiatan pengetesan ulang uji lapisan di sumur eksplorasi Lofin-2 (re-entry) (11/2/2023).

Indonesia perlu mempercepat pengembangan lapangan minyak dan gas bumi atau migas demi memenuhi kebutuhan domestik yang terus meningkat. Jika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka Indonesia diperkirakan menjadi negara pengimpor net migas pada 2042.

Demikian rangkuman dari acara temu media yang diselenggarakan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, di Jakarta, Rabu (23/8).

Hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut adalah Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dan Country Head Indonesia Rystad Energy Sofwan Hadi.

Sofwan Hadi menjelaskan produksi gas alam nasional saat ini masih mampu memenuhi kebutuhan domestik, bahkan bisa diekspor ke negara lain.

Namun, berdasarkan hasil riset dan analisis Rystad Energy, produksi gas alam dari lapangan-lapangan yang ada diperkirakan hanya berkontribusi 35% dari total produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam 20 tahun ke depan. Sementara itu, 65% sisanya berasal dari produksi lapangan-lapangan gas baru.

"Data ini menunjukkan peran penting kegiatan eksplorasi secara masif dan pengembangan lapangan migas baru untuk menunda beban impor,” kata Sofwan dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8).

Sejauh ini, beberapa lapangan gas baru sedang dalam proses pengembangan, antara lain Lapangan Andaman di lepas pantai Aceh, Lapangan Mako di kawasan Natuna, IDD Fase 2 (Gendalo dan Gendang) di Kalimantan Timur, Asap Kido Merah di Papua dan Lapangan Abadi, Masela di Maluku.

Produksi gas dari lapangan-lapangan yang baru dikembangkan itu diproyeksikan berkontribusi sekitar 60% bagi produksi gas nasional pada 2030, dan naik menjadi 80% pada 2035.

Namun, tanpa diiringi penemuan cadangan baru dan pengembangan lapangan, lonjakan produksi gas nasional dikhawatirkan hanya terjadi sesaat, sebelum kemudian menyusut menjelang 2040.

Padahal, volume konsumsi gas diperkirakan naik 298% pada 2050, seiring target Indonesia untuk menjadi salah satu negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia.

Terlebih dalam era transisi energi menuju net zero emission di 2060, peranan gas akan semakin kuat, oleh karena itu pengembangan lapangan gas harus segera di lakukan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...