Sektor Batu Bara Masih Potensial di Tengah Gempuran Transisi Energi

Nadya Zahira
29 September 2023, 19:47
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (27/7/2023).
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/foc.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (27/7/2023).

Sejumlah negara telah berkomitmen untuk melakukan transisi energi guna mencapai Net Zero Emission (NZE) 2050. Namun, permintaan terhadap batu bara di Asia masih terus tumbuh. Bahkan, sektor tersebut dinilai akan menjadi bagian dari bauran energi selama beberapa dekade mendatang.

Menurut laporan Reuters, para pemain industri  batu bara tidak yakin energi baru terbarukan (EBT) dapat dimanfaatkan dengan hemat, cepat, dan dalam skala yang cukup untuk menyingkirkan bahan bakar fosil dari bauran energi Asia. 

Deputi Investasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan, kenyataannya hingga saat ini dan di masa depan, permintaan baru terhadap batu bara akan terus meningkat di tengah naiknya isu transisi energi. 

“Pandangan dari pelaku pasar, mulai dari penambang, trader, utilitas, dan pejabat pemerintah, menunjukkan bahwa batu bara tetap menjadi alternatif energi yang lebih murah dan aman," ujar Septian dalam Konferensi Coaltrans Asia yang diadakan di Bali, seperti dikutip Reuters, Jumat (29/9).

Septian mengatakan, sejumlah negara di Asia menilai perlu biaya yang cukup mahal untuk beralih secara cepat ke EBT. Alhasil, diperlukan investasi dalam jumlah yang besar untuk menata ulang jaringan listrik guna memasukkan pembangkit listrik tenaga angin dan surya, serta menerapkan kemampuan pembangkitan listrik untuk mendukung energi terbarukan. “Misalnya, pembangkit listrik tenaga gas, pembangkit listrik tenaga air yang dipompa, dan penyimpanan baterai,” kata dia.

Biaya panel surya dan turbin angin relatif murah jika dibandingkan dengan membangun pembangkit listrik tenaga batu bara, namun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung energi terbarukan tersebut tentu tidaklah murah. Hal ini yang menjadi perhatian utama negara-negara Asia.

MenurutReuters, harga batu bara saat ini memang masih terbilang tinggi menurut standar historis. Akan tetapi, harga batu bara masih jauh lebih murah dibandingkan minyak mentah dan gas. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari sektor batu bara.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...