Subsidi BBM, LPG dan Listrik RI Tembus Rp 159,6 Triliun di 2023

Mela Syaharani
16 Januari 2024, 09:57
BBM
ANTARA FOTO/Auliya Rahman/Ief/Spt.
Petugas melakukan pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU G Obos, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Jumat (5/1/2024). Realisasi penerimaan pajak bahan bakar kendaraan bermotor di Kalimantan Tengah hingga 4 Desember 2023 mencapai Rp940 miliar lebih, dengan jumlah liter sebanyak 1,315 miliar liter lebih dan ditargetkan pada tahun 2024 pajak bahan bakar kendaraan bermotor naik menjadi Rp1,3 triliun.
Button AI Summarize

Kementerian ESDM melaporkan realisasi subsidi energi 2023 mencapai Rp 159,6 triliun. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan jumlah ini berasal dari subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebesar Rp 95,6 triliun lalu subsidi listrik sebanyak Rp 64 triliun.

Meski realisasi subsidi energi 2023 telah melampaui target yang ditetapkan, namun jumlah realisasi tersebut menurun jika dibandingkan dengan 2022. Pada tahun 2022, jumlah subsidi energi mencapai Rp 174,4 triliun.

Pada 2024, pemerintah menargetkan total subsidi energi mencapai Rp 186,9 triliun. Berasal dari alokasi subsidi BBM dan LPG sebanyak Rp 113,3 triliun serta alokasi subsidi listrik mencapai Rp 73,6 triliun.

“Kami lihat trennya meningkat, sebagai antisipasi harga bahan baku minyak mentahnya, serta demand yang cukup bertambah,” kata Arifin dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin (16/1).

Arifin menekankan, bahwa subsidi energi dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat. Hal ini dinilai penting sebagai upaya untuk untuk mengoptimalkan kebijakan subsidi tersebut. 

“Agar subsidi ini diterima masyarakat dan lebih efisien, sehingga kami juga bisa mengoptimalkan alokasi subsidi ini tidak sebesar yang ditargetkan,” ujarnya.

Selain melalui upaya pengoptimalan subsidi, Arifin juga berharap keadaan ekonomi dan politik global tidak memberi dampak buruk bagi keadaan dalam negeri.

"Kami berharap, adanya perubahan-perubahan keadaan global yang bisa memberikan dampak positif yang bagus untuk penghematan subsidi kita di dalam negeri," kata dia.

Hal ini, kata dia, mesti dibarengi dalam upaya bersama dalam mengoptimalkan kebijakan subsidi, dengan fokus pada penerimaan positif dari masyarakat dan efisiensi alokasi demi mencapai target subsidi yang lebih optimal.

"Harus ada upaya-upaya bagi kita semua, terutama kebijakan-kebijakan pemerintah bagaimana kita bisa mengoptimalkan subsidi ini diterima dengan baik oleh masyarakat, tetapi juga kita lebih efisien, sehingga kita juga bisa mengoptimalkan alokasi subsidi ini tidak sebesar yang ditargetkan," kata dia.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...