Badan Geologi Temukan Potensi Lithium dan Boron di Jawa, Ini Lokasinya

Mela Syaharani
19 Januari 2024, 17:17
lithium, boron, badan geologi, transisi energi, baterai kendaraan listrik
ANTARA FOTO/REUTERS/Patrick T. Fall
Conton bijih borat Kernite diambil dari tambang borat Rio Tinto dipajang di Boron, California, Amerika Serikat, Jumat (15/11/2019).
Button AI Summarize

Badan Geologi Kementerian ESDM menemukan potensi mineral lithium dan boron yang cukup menjanjikan di beberapa wilayah di pulau Jawa. Dua mineral ini merupakan bahan baku penting untuk produksi baterai kendaraan listrik untuk mendukung program transisi energi Indonesia.

“Wilayah dengan potensi kadar lithium dan boron terbesar berlokasi di Bledug Kuwu,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid saat konferensi pers Capaian Sektor ESDM TA 2023 dan Program Kerja TA 2024 Sesi: Badan Geologi yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (19/1).

Dalam paparan, Badan Geologi mencatat ada lima lokasi di Pulau Jawa yang berdasarkan hasil penyelidikan memiliki potensi lithium dan boron, yaitu Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, dan Kasonga.

Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Rita Susilawati mengatakan bahwa penyelidikan terkait lithium tersebut masih pada tahap awal dan akan dilakukan penyelidikan tambahan.

“Kami masih perlu melakukan kegiatan penyelidikan tambahan melalui eksplorasi studi geofisika dan hidrogeologi. Nanti di 2024 ini dilanjutkan, harapannya 2025 hasilnya sudah lebih konklusif, sehingga pengelolaan dan pemanfaatannya itu bisa dilakukan dengan mekanisme sesuai lelang mineral logam yang saat ini berlaku,” kata Rita.

Sebagai informasi, lithium merupakan logam alkali lunak berwarna putih keperakan dengan nomor atom 3. Logam ini dikenal karena karakteristiknya yang unik seperti sebagai logam paling ringan, memiliki potensial elektrokimia tertinggi, dan sangat reaktif dengan air.

Lithium sangat penting dalam upaya mencapai netralitas karbon. Logam tersebut juga merupakan unsur penting dalam produksi kendaraan listrik, baterai lithium-ion, dan baterai surya.

Sedangkan, boron merupakan komponen penting bahan bakar hidrogen yang merupakan energi alternatif untuk kendaraan listrik. Boron juga bahan baku dari neodymium-iron-boron (NdFeB) magnet, dan bahan baku untuk pyrex.

Permintaan boron naik 30% pada 2022 dan akan naik seiring dengan permintaan untuk kendaraan listrik dan industri energi baru terbarukan (EBT) di tahun-tahun mendatang. Selain itu, Badan Geologi juga melalukan kegiatan penyelidikan energi baru lainnya, yakni hidrogen alami.

“Hidrogen alami diketahui dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, kondisi geologi Indonesia memungkinkan untuk terbentuknya hidrogen alami,” kata Wafid.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...