Pemerintah Buka Opsi Gunakan AI Tertibkan BBM Subsidi, Hemat Rp 50 Triliun

Ira Guslina Sufa
11 Agustus 2024, 19:12
BBM
ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/nz
Petugas memasukkan data konsumen yang menggunakan Fuel Card 3.0 kartu kendali pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi di SPBU Madani, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (15/1/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pemerintah membuka opsi menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menertibkan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) Subsidi. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan cara ini bisa menghemat anggaran negara.

“Kita bisa menghemat Rp 40 triliun, bahkan mungkin sampai Rp50 triliun setahun. Itu bisa kita gunakan untuk yang lain,” ujar Luhut di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Minggu (11/8). 

Menurut Luhut ia sangat mendukung bila PT Pertamina (Persero) menggunakan AI untuk menertibkan pengguna BBM bersubsidi. Selain hemat anggaran, cara ini juga dinilai bisa membantu penyaluran BBM bersubsidi yang lebih tepat sasaran.

“Yang nggak berhak dapet (BBM subsidi), ya jangan dapet, dong,” kata Luhut.

Luhut menyinggung keberhasilan inovasi e-Katalog yang mengefisienkan belanja pemerintah hingga Rp 3 ribu triliun. Selain itu, ia juga membahas soal keberhasilan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) di bidang batu bara dalam mendongkrak penerimaan pemerintah.

Salah satu pendongkrak penerimaan pemerintah menurut Luhut adalah  penyelesaian piutang dengan mengimplementasikan sistem blok otomatis atau automatic blocking system untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha. Penyelesaian piutang tersebut mendatangkan penerimaan negara sebesar Rp 1,1 triliun.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan telah menggunakan AI untuk mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi. Ai dimanfaatkan untuk mengolah dan analisis data secara lebih cepat untuk meningkatkan akurasi pengambilan keputusan.

Menurut Nicke, melalui inovasi tersebut, Pertamina mengolah sekitar 15 juta data transaksi BBM subsidi per harinya. Sementara Senior Vice President Integrated Enterprise Data and Command Center (IEDCC) Ignatius Sigit Pratopo mengatakan penerapan AI exception signal untuk mengolah data transaksi dari digitalisasi SPBU menghasilkan cost avoidance (penghindaran biaya) Pertamina yang signifikan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...