Pemerintah Diminta Genjot Ekspor ke Negara Nontradisional

Rizky Alika
28 Mei 2019, 10:45
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata

Grafik:

Begitu juga ekspor kimia anorganik baru menyumbang 0,63% terhadap ekspor nasional dengan pertumbuhan sebesar 39,5% secara tahunan. Lalu, ekspor minyak atsiri dan resinoid, wewangian, kosmetik atau toilet memberikan andil terhadap ekspor nasional sebesar 0,43% dengan pertumbuhan 8,8% dibandingkan 2017 lalu.

Selain itu, peningkatan nilai tambah produk ekspor juga menjadi penting. "Apakah mau terus ekspor sawit dan kernel palm oil? Atau diolah menjadi oleochemical?" ujarnya.

(Baca: Indonesia Gandeng Argentina Demi Tekan Defisit Neraca Dagang)

Strategi lainnya, komoditas ekspor unggulan dearah dapat terus didorong. Sebab, masih banyak produk komoditas daerah yang belum dikelola dan masih diekspor dalam bentuk mentah. KEIN menyebutkan, potensi ekspor yang dapat dikembangkan seperti kopi dan teh rempah dari Aceh. Selain itu, ada pula lemak dan minyak hewan/nabati dari Kalimantan Tengah serta bijih tembaga dan konsentrat dari Papua.

Di sisi lain, peran ekonomi digital juga menjadi penting untuk meningkatkan ekspor. Ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan ekonomi digital pada lima sektor terbesar, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, elektronik, dan produk kimia.

Sementara Anggota KEIN Hendri Saparini mengatakan peningkatan ekspor bisa dilakukan dengan menguatkan ekonomi politik. Sebab, ekspor menuju mitra dagang utama, Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) menjadi terbatas lantaran adanya perang dagang.

"Kalau mau dorong ekspor, political economy harus dijalankan. Cari pasar baru yang bisa serap ekspor," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...