Kemenperin Dorong Produsen Busana Muslim Rambah Pasar Global

Image title
1 Mei 2019, 18:36
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membuka secara resmii pameran Muslim Fashion Festival (Muffest) 2019 di Jakarta, Rabu (1/5).
Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto membuka secara resmii pameran Muslim Fashion Festival (Muffest) 2019 di Jakarta, Rabu (1/5).

Apalagi, fesyen muslim merupakan bagian dari sektor industri tekstil dan produk tesktil (TPT) yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Ekspor produk TPT nasional mencapai US$ 13,27 miliar pada  2018 atau tumbuh 5,4% dibanding tahun sebelumnya.

(Baca: Tiga Produk Fesyen Mewah Ini Bisa Jadi Medium Investasi)

Pasar fesyen muslim terbesar adalah negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Potensi bisnis fesyen muslim di negara tersebut mencapai US$ 191 miliar. "Indonesia punya potensi untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara OKI,” ujarnya. Sebab, pertumbuhan industri TPT Indonesia meningkat dari 3,76% pada 2017 menjadi 8,73% di 2018. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih menambahkan, instansinya melakukan berbagai kegiatan pengembangan industri fesyen muslim sepanjang 2018-2019. Kemenperin pun melibatkan 656 pelaku IKM fesyen dan 60 desainer. “Program pembinaan ini terintegrasi dari hulu sampai hilir,” katanya.

Menurut Gati, industri fesyen muslim di Indonesia perlu didorong untuk menerapkan teknologi industri 4.0. Contohnya, penerapan sistem embos dengan teknologi laser berdasarkan perintah dari sistem komputer.

Produsen juga bisa mengimplementasikan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membuat pola, perencanaan produksi dan pengendalian material. Teknologi lain yang bisa dimanfaatkan adalah augmented reality (AR) dan advanced robotics untuk memotong bahan secara otomatis.

(Baca: Produktivitas Meningkat, Harga Produk Fesyen Muslim Kompetitif)

Selain itu, produsen busana muslim bisa mengadopsi internet of things (IoT). IoT ini disematkan di sensor Radio Frequency Identification (RFID) untuk memonitor semua proses produksi.

Dengan menerapkan industri 4.0, Gati yakin dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Ia yakin, adopsi teknologi tidak mengurangi jumlah tenaga kerja.

Gati mengklaim, produk fesyen muslim Indonesia diakui di pasar Kuwait, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Inggris dan Jepang.

(Baca: Kolaborasi, Kunci Bisnis Halal di Era Digital)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...