Negara Produsen Karet Sepakati Pembatasan Ekspor 300 Ribu Ton

Michael Reily
22 Februari 2019, 19:25
Panen Pohon Karet
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatera Selatan, Selasa (8/1/2019).

Dalam pernyataannya, ketiga menteri ITRC berharap harga karet tetap meningkat sampai level yang menguntungkan para petani. "Jika harga karet  melonjak, para petani pasti bersemangat untuk tetap menanam dan memanen komoditas karet," bunyi pernyataan IRTC yang diterima Katadata.co.id.

Selain pembatasan ekspor, ketiga negara tetap melanjutkan memenuhi permintaan karet  domestik. Ketiga negara ini bahkan telah memiliki strategi masing-masing untuk menggenjot penyerapan di dala, negeri.

Thailand bakal melakukan Skema Promosi Permintaan (DPS) untuk menambah 270 ribu ton dari proyeksi konsumsi karet sebanyak 700 ribu ton.

Sedangkan Malaysia juga akan melanjutkan proyek penggunaan karet untuk jalan. Pemerintah Malaysia bahkan telah mengalokasikan anggaran penggunaan karet sebesar US$ 25 juta untuk perawatan dan konstruksi jalan serta komponen pelabuhan dan kawsan  industri.

Sementara itu, Indonesia bakal memanfaatkan penggunaan karet dalam bermacam proyek infrastruktur. "Seperti jalan provinsi dan daerah di seluruh wilayah, jalur trek kereta, pembatas jalan, komponen jembatan, serta ban," tulis laporan ITRC.

Ketiga menteri juga berkomitmen untuk melaksanakan Skema Manajemen Suplai untuk penggunaan karet dalam jangka panjang. Sehingga, produsen karet ITRC wajib untuk mempercepat peremajaan karet. Setiap tahun, Thailand  akan mewajibkan peremajaan karet seluas 65 ribu hektare. Kemudian Indonesia seluas 50 ribu hektare, serta Malaysia 25 ribu hektare.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...