Saingi Malaysia, RI Berupaya Minta Pengurangan Tarif Sawit ke India

Michael Reily
22 Februari 2019, 18:01
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

(Baca juga: Permintaan Pasar Tradisional Berkurang, Ekspor Sawit Tertekan)

"Apa yang mereka inginkan silakan jual, tetapi tetap berdasarkan kepentingan perdagangan, kami juga akan meminta pembicaraan mengenai perbedaan bea masuk sawit saat pertemuan ASEAN-India," ujarnya, Senin (17/2) lalu.

Kemarin (21/2), Enggar membuka forum bisnis antara Indonesia dan India di New Delhi, India. Sebanyak 28 perusahaan yang terdiri dari 37 pengusaha Tanah Air ikut serta dalam upaya peningkatan perdagangan antara kedua negara.

Pada forum bisnis itu, diskusi panel mengangkat tema utama Indonesia Sustainable Palm Oil.  Tema ini dipilih karena India merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor produk minyak kelapa sawit Indonesia dengan nilai ekspor 2018 mencapai US$ 3,62 miliar.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga menekankan hal serupa. Menurutnya,   impor dari India tetap berdasarkan kepentingan business to business untuk komoditas yang dibutuhkan dari Indonesia.

Namun demikian, dia menjelaskan komponen otomotif dari India masih diperlukan oleh Suzuki. Sehingga, dia mempersilakan peningkatan perdagangan antara kedua pabrikan. Selain itu, bahan baku farmasi dari India juga dianggap masih penting untuk masuk ke Indonesia. "Nilai tambahnya banyak," kata Airlangga.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan kedua negara tahun 2018 sebesar US$ 18,74 miliar, naik tipis 3,36% daripada tahun 2017 yang sebesar US$ 18,13 miliar. Meski begitu, pada periode yang sama, surplus Indonesia mengalami penurunan drastis -13,22%, menjadi US$ 8,70 miliar dari US$ 10,03 miliar.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...