Terbesar Sepanjang Sejarah, Neraca Dagang 2018 Defisit US$ 8,57 Miliar

Michael Reily
15 Januari 2019, 13:01
Pelabuhan ekspor
Katadata

(Baca juga: BI Anggap Defisit Neraca Dagang Membengkak Tidak “Alarming")

Faisal juga menyoroti produk ekspor Indonesia yang masih bergantung pada komoditas berbasis sumber daya alam. "Kita terlalu bergantung pada kelapa sawit dan batu bara tetapi tidak meningkatkan kinerja manufaktur," katanya.

Menurutnya, sejak merdeka pada 1945, Indonesia hanya mencatat defisit perdagangan selama tujuh kali. Menurut data BPS, dia menuturkan defisit perdagangan terjadi pada 1945, 1952, 1961, 2012, 2013, 2014, dan 2018.

Namun pada 2018, defisit yang tercatat sebesar US$ 8,57 miliar bisa menjadi sejarah baru menggantikan capaian 2013. "Tahun 2018 defisit perdagangan terburuk sepanjang sejarah," kata Faisal.

Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira juga memprediksi neraca perdagangan Indonesia mencapai US$ 9 miliar sepanjang 2018. Pada Desember 2018, permintaan barang oleh sejumlah negara mitra dagang Indonesia diperkirakan berkurang akibat melambatnya aktivitas manufaktur.

(Baca juga: Pemerintah Punya Sejumlah Pekerjaan Rumah untuk Menekan Impor)

Terlebih, permintaan mitra dagang utama Indonesia, yakni Amerika Serikat dan Tiongkok akan berkurang. "Jelang natal dan tahun baru, AS dan Tiongkok akan menurunkan permintaan bahan baku untuk kebutuhan industrinya," kata Bhima, beberapa waktu lalu.

Fenomena itu tercermin dalam ekspor Indonesia pada November yang berkurang 5,04% ke AS dan 7,1% ke Tiongkok. Pengurangan disebabkan oleh faktor perang dagang yang terlambat diantisipasi pemerintah.

Menurut Bhima, hambatan dagang sawit di pasar internasional, terutama Uni-Eropa dan India, seharusnya segera ditangani pemerintah dan pengusaha. Pergeseran ke pasar nontradisional serta upaya lobi otoritas mitra dagang tradisional membuat nilai ekspor menjadi stagnan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...