Perjanjian Dagang RI - Eropa Diteken, Ribuan Tarif Bea Masuk Dihapus

Michael Reily
16 Desember 2018, 19:47
Penandatanganan kerja sama perdagangan kemitraan komprehensif (CEPA) dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA).
Michael Reily
Penandatanganan kerja sama perdagangan kemitraan komprehensif (CEPA) dengan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA).

Penandatanganan kerja sama itu pun menjadi bukti, Indonesia masih bisa melangsungkan keterbukaan perdagangan di tengah kondisi proteksionis perdagangan global. Kelima negara tersebut juga menyatakan kerja sama ini bisa memberi sinyal positif kepada dunia bahwa hubungan ekonomi yang bersahabat melalui sebuah perjanjian preferensi tetap jadi solusi terbaik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dunia.

(Baca: G20 Rekomendasikan Jaring Pengaman Ekonomi Negara Berkembang)

Perjanjian Indonesia-EFTA CEPA tak hanya mencakup isu-isu perdagangan barang dan perdagangan jasa, tetapi juga terkait investasi, hak kekayaan intelektual, pembangunan berkelanjutan, ketentuan asal dan bea cukai, fasilitasi perdagangan, pengamanan perdagangan, persaingan usaha, legal, serta kerja sama dan pembangunan kapasitas.

Indonesia juga mendapatkan akses tenaga kerja kepada EFTA untuk semakin terbuka. Perundingana ini juga membuahkan kesepakatan lain seperti kerja sama dan pengembangan kapasitas di bidang promosi ekspor, pariwisata, UMKM, HKI, kakao dan kelapa sawit, pendidikan vokasional, industri maritim, dan perikanan.

EFTA akan memperoleh peningkatan akses pasar ke Indonesia untuk produk emas, obat-obatan, tekstil, kimia, jam, makarel, mesin, jus, tanker, dan parfum. Melalui komitmen fasilitas perdagangan juga akan menyederhanakan peraturan perdagangan maupun prosedur kepabeanan sehingga lebih transparan.

Kepala Departemen Hubungan Ekonomi Swiss Johann Schneider-Ammann, menjelaskan Indonesia merupakan negara yang menjanjikan untuk bekerja sama. "Langkah berikutnya adalah kami akan membawa kerja sama kepada level yang lebih tinggi," kata Ammann.

Dia mengungkapkan perjanjian dengan Indonesia ini sangat ditunggu pelaku usaha dari EFTA yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan Indonesia sebagai regional hub di kawasan Asia Tenggara. Sebab, hubungan perdagangan bilateral antara Indonesia dan EFTA belum dioptimalkan dengan nilai yang baru mencapai US$ 2,4 miliar pada 2017.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...