Pemerintah Diminta Waspadai Pelebaran Defisit Perdagangan Kuartal IV

Michael Reily
16 Oktober 2018, 09:51
Pelabuhan-Tanjung-Priok-Katadata-Donang.jpg
KATADATA/
Ilustrasi aktifitas ekspor-impor barang di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP), Kementerian Perdagangan, Kasan, memperkirakan pengendalian impor pemerintah sudah mulai terlihat, meski belum signifikan. Selain PPh Pasal 22, regulasi mandatori B20 ditargetkan bisa menekan impor pada bulan Oktober.

Menurut catatannya, impor pada Juli dengan senilai US$ 18,30 miliar, masih merupakan yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Hal itu berkaitan dengan besarnya kebutuhan impor menjelang perhelatan internasional : Asian Games 2018, Asian Para Games 2018, serta Pertemuan Tahunan IMF-WBG. Meski demikian, Kasan cukup optimistis nilai impor dapat ditekan sampai akhir tahun.

Tantangan Ekspor

Selain mewaspadai kebutuhan bahan impor dalam negeri di akhir tahun, Indonesia juga memiliki tantangan terkait pengembangan ekspor, terutama dalam hal persaingan dengan negara lain. 

Kasan meminta supaya para eksportir memandang faktor nilai tukar sebagai kesempatan lebih besar untuk meningkatkan pendapatan ekspor yang lebih besar.

Kementerian Perdagangan berupaya akses pasar global dan menyelesaikan pembahasan perjanjian perdagangan dalam bentuk kerja sama bilateral. "Meski hasilnya tidak bisa dilihat dalam waktu dekat, membangun fondasi supaya bisa bersaing dengan negara lain itu penting," kata Kasan. 

(Baca: Ekspor RI Menyusut 6,58% di September 2018)

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional dan Investasi Shinta Kamdani menjelaskan pelaku usaha mulai kesulitan  mengimpor impor bahan baku pada bulan September yang berpengaruh terhadap produksi barang untuk ekspor.

Namun, Shinta tetap optimistis ekspor Indonesia akan ada perbaikan, terutama pada sektor nonmigas. Salah satu momentum yang dinilainya bisa menjaring pembeli luar yaitu melalui pameran perdagangan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018. "Kami mencoba menggenjot ekspor," ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada  September 2018 ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 14,83 miliar, turun 6,58% dibandingkan Agustus 2018 dengan capaian US$ 15,87 miliar. Penurunan ekspor terjadi di lini nonmigas sebesar 5,67% dan sektor migas 15,81%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyatakan penurunan ekspor dan impor pada bulan lalu banyak terpengaruh oleh situasi global. 

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...