Mandatori B20 Diharapkan Picu Surplus Neraca Dagang Kuartal IV

Michael Reily
1 September 2018, 10:00
ekspor
Katadata

Wakil Ketua Dewan Masyarakat Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga sebelumnya mengatakan,  konsumsi CPO semester kedua bisa tumbuh hingga 800 ribu ton dibandingkan konsumsi semester pertama 2018 seiring adanya implentasi mandatori B20. “Kalau produsen biodiesel agresif bisa sampai sebesar itu,” kata Sahat.

Menurut DMSI, konsumsi CPO dalam negeri tahun ini diprediksi mencapai sebesar 7 juta ton. DMSI awalnya memprediksi konsumsi biodiesel tumbuh konservatif pada semester kedua sebesar 300 ribu ton. Namun dengan  adanya mandatori B20, konsumsi biodiesel diharapkan meningkat cukup besar.

Adapun pelemahan nilai tukar rupiah saat ini disebut kalangan ekonom karena terpengaruh oleh sentimen negatif perekonomian global. 

Direktur Penelitian Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, atmosfir perekonomian internasional yang memanas merespons tren penaikan suku bunga acuan AS. Belum lagi efek yang ikut ditimbulkan dari krisis ekonomi di Turki dan Argentina.

(Baca  : Jelang Penerapan B20, Hanya Dua dari 11 Perusahaan yang Teken Kontrak)

"Sumber-sumber tekanan global masih ada dan tidak berkurang. Ketegangan yang dipicu oleh perang dagang dan juga potensi krisis di Turki dan Argentina juga memunculkan ketidakpastian," katanya.

Dia berpendapat, dengan semua impitan yang muncul wajarlah rupiah semakin melemah. Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Jumat sore tercatat melemah ke posisi Rp14.829 per dolar AS setelah berada di kisaran Rp 14.710 pada pembukaan perdagangan. 

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...