Produksi Beras Masih Minim, Potensi Impor Bertambah Hingga Akhir Tahun

Michael Reily
24 April 2018, 19:57
Beras pangan
Arief Kamaludin|KATADATA
Tumpukan karung stok beras di gudang Bulog

“Namun impor beras tidak mempengaruhi harga,” ujarnya.

Hingga 24 April 2018, penyerapan yang dilakukan Bulog hanya mencapai 510.232 ton. Pengadaan beras dari luar negeri juga sudah mencapai 372.325 ton dari penugasan keseluruhan.

Sementara itu pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengaku kesulitan mengikuti ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang ditetapkan pemerintah. Padahal, pemerintah sudah mewajibkan pedagang  menerapkan HET mulai 1 April 2018.

Perbedaan harga jual yang dipatok di daerah pemasok serta sejumlah komponen biaya operasional yang ditanggung pedagang membuat mereka mesti menyesuaikan harga jual.  

Pedagang UD Inti Murni, Momon, mengungkapkan saat ini pedagang masih menjual beras dengan mekanisme pasar. “Kami tidak bisa mengikuti HET karena harga beras cukup  variatif,” katanya, pekan lalu.

Contohnya, harga beras dari Karawang seharga Rp 8.400 per kilogram (kg) bakal dijual lebih tinggi dengan mempertimbangkan ongkos pekerja dan sewa lapak di pasar. Terlebih lagi, pedagang juga memiliki pelanggan yang sudah punya referensi beras yang disukai.

Hal lain yang menurutnya sulit  menerapkan HET karena  pedagang tidak bisa menyamaratakan harga beras hasil  pembelian dari daerah yang berbeda. Panen raya pun menurutnya  hanya memberikan pedagang pilihan sumber pasokan. “Harga sekarang aman karena banyak pilihan,” ujar Momon.

Dia juga megatakan HET justru akan merugikan petani karena  hasil produksinya  bermacam-macam. HET  akan menjadikan harga pembelian dari petani setara, meski kualitas beras berbeda. Sehingga, harga beras kualitas buruk akan sama dengan yang kualitas bagus.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...