Gencarkan Misi Dagang, Pemerintah Siap Bertolak ke Bangladesh

Michael Reily
23 April 2018, 10:27
IORA
ANTARA FOTO/IORA SUMMIT 2017/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (tengah depan), PM Australia Malcom Turnbull (kedelapan kanan depan), Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (kedelapan kiri depan), Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena (ketujuh kiri depan), Perdana Menteri Bangladesh Hasina Wajed (keenam kiri depan), Presiden Mozambik Filipe Nyusi (ketujuh kanan depan), Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi (keenam kanan depan), PM Malaysia Najib Razak (kelima kanan depan), Wapres Jusuf Kalla (kelima kiri depan), Wapres India Mohammad Hamid Ansari (kee

Di bidang investasi, Bangladesh  akan menawarkan kerjasama menguntungkan melalui fasilitas Bangladesh Economic Zone dan kebijakan pemerintah yang mendukung sektor bisnis. Selain itu, ada insentif di sektor industri melalui mekanisme kerja sama pemerintah dan swasta.

Kegiatan misi dagang kenBangladesh akan disinergikan dengan perhelatan Indonesia Fair 2018. “Ajang yang pertama kali dilakukan di Bangladesh ini akan dikemas dalam konsep promosi yang terpadu dan terintegrasi,” ujar Arlinda.

Sejak 2011, Bangladesh menunjukan pertumbuhan ekonomi  di atas 6%. Dalam tiga tahun ke depan, Bangladesh ditargetkan menjadi negara dengan penghasilan menengah.

Produk domestik bruto (PDB) Bangladesh pada 2016 dan 2017 mencapai rekor tertinggi  sebesar 7,2% dengan nilai US$ 246,2 miliar dan PDB per kapita mencapai US$ 1,602. Perekonomian Bangladesh ditopang pasar domestik yang besar, industri manufaktur berorientasi ekspor, penerimaan remitansi yang tinggi, serta kemudahan investasi.

(Baca juga: Indonesia Kejar Perjanjian Dagang dengan 4 Negara Eropa)

Neraca perdagangan Indonesia-Bangladesh tahun 2017 mengalami surplus US$ 1,52 miliar. Produk ekspor Indonesia ke Bangladesh yaitu minyak kelapa sawit dan turunannya, bubur kayu kimia, benang, dan serat staple buatan. Sedangkan lima besar produk yang diimpor Indonesia dari Bangladesh yaitu benang jute, kaos oblong, singlet dan rompi, karung dan tas, serta pakaian.

Namun, Indonesia masih bisa meningkatkan nilai ekspornya karena peluang pasarnya masih besar.  Sebabsaat ini impor Bagladesh terhdap sejumlah komoditas masih cukup besar, seperti  minyak medium, katun, minyak kelapa, komoditas, gula tebu mentah, gandum dan meslin, denim, minyak kedelai mentah, dan telepon.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...