Impor Gandum Melonjak Pesat, Pengawasan Diperketat

Michael Reily
23 Februari 2018, 16:34
Pembuat mie berbahan dasar tepung terigu
Antara
Seorang pekerja sedang membuat mie berbahan terigu di industri rumahan.

“Gandum untuk pakan hanya membantu produktivitas sebagai tambahan campuran,” kata Johan.

Menurutnya, gandum hanya menjadi bagian campuran dari pakan konsentrat, karena ternak umumnya lebih menyukai jagung ketimbang gandum. Pasalnya dalam campuran pakan konsentrat, gandum hanya diperlukan sebanyak 30%, sedangkan campuran utamanya masih tetap berasal dari jagung sebesar 50% dan katul 20%.

(Baca : Harga dan Mutu, Alasan Pelaku Industri Memilih Jagung Impor)

Sementara ketika disinggung mengenai kuota impor industri pakan tahun ini, ia menyebut hingga saat ini belum mendapatkan rekomendasi impor dari kementerian terkait. “Total realisasinya mungkin tidak lebih dari kemarin,” tuturnya.

Indonesia masih memiliki ketergantungan terhadap impor gandum. Tahun ini impor gandum diprediksi mencapai 11,8 juta ton sering dengan besarnya kebutuhan baik dari sektor industri maupun pakan.

Bahkan impor gandum Indonesia tahun ini diprediksi bakal menembus angka 12,5 juta ton, menurut kajian United States Development of Agriculture (USDA) dalam sebuah laporannya. Dengan angka tersebut, Indonesia diprediksi bakal menjadi negara pengimpor gandum terbesar, menggeser posisi Mesir yang secara tradisional telah menjadi pengimpor gandum terbesar dunia.

USDA memperkirakan peningkatan terjadi karena permintaan makanan yang tumbuh oleh banyaknya populasi Penduduk Indonesia. Meningkatnya pendapatan masyarakat juga disertai oleh kebutuhan akan pasta, mie instan, serta kebutuhan pakan. Adapun empat negara penyuplai gandum terbesar ke Indonesia menurut catatan USDA adalah Australia, Kanada, Ukraina, dan Amerika Serikat.

Sementara itu, Guru Besar Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa menilai impor gandum untuk kebutuhan pakan ternak relatif tinggi antara lain terkait program swasembada jagung nasional. Jagung lokal yang diproteksi mengakibatkan impor gandum untuk pakan ternak meningkat.

“Akibatnya, impor gandum untuk pakan ternak melonjak drastis, tahun 2016 nilainya sangat tinggi mencapai 3 juta ton, itu pertama kali,” jelas Dwi.

Padahal, spesifikasi jagung yang ditanam petani Indonesia memenuhi standar sebagai pakan ternak. Namun, pemerintah memaksakan jagung yang ditanam untuk bahan pangan masyarakat.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...