Nila Sebelanga Proyek Konstruksi Infrastruktur

Muchamad Nafi
20 Februari 2018, 14:13
Bekisting Tiang Tol Becakayu Roboh
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Kejadian nahas kedua ketika jembatan penyeberangan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ambruk pada 22 September 2017. Akibatnya, seorang pekerja tewas dan dua orang lainnya mengalami luka berat. Bergeser ke Probolinggo, girder pembangunan Jalan Tol Paspro (Pasuruan Probolinggo) jatuh. Kejadian pada 29 Oktober 2017 itu menyebabkan satu pekerja tewas.

Setengah bulan kemudian, tepatnya pada 16 November 2017, crane proyek jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) tumbang. Crane Variable Message Sign (VMS) jatuh di ruas Tol Jakarta Cikampek kilometer 15. Di akhir tahun lalu, kontruksi girder yang bermasalah menimpa proyek pembangunan Jalan Tol Pemalang-Batang. Tidak ada korban jiwa pada kejadian 30 Desember 2017 itu. Dan terakhir, nasib apes pekerja Waskita Karya terjadi ketika mengerjakan Tol Becakayu pada pagi dini hari tadi.

Atas lima kejadian tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memberikan sanksi kepada Waskita Karya. Direktur Jenderal Bina Marga Arie Moerwanto mengatakan sanksi berupa teguran sebagai peringatan agar BUMN tersebut lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. “Untuk pengawas konstruksinya juga telah kami berikan teguran,” kata Arie. (Baca: Alami Lima Kecelakaan Kontruksi, Waskita Kena Sanksi).

Daftar Kecelakaan Infrastruktur
Daftar Kecelakaan Infrastruktur (Katadata)

Nila pada pengerjaan konstruksi infrastruktur makin membesar bila ditarik untuk proyek lain yang dikerjakan selain oleh Waskita. Sebut saja robohnya konstruksi tiang beton kereta api ringan (LRT) di kawasan Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur pada 22 Januari lalu. Seperti kecelakaan di Tol Becakayu, peristiwa tersebut juga terjadi pada dini hari. Setidaknya lima orang terluka.

Ketika itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan pengerjaan LRT yang digarap PT Jakarta Propertindo memang sedang kejar tenggat. Sandi menduga kecelakaan terjadi karena kelalaian dalam mematuhi prosedur di lapangan. “Kalau dikejar target, ada saja prosedur yang terlupakan demi efisiensi waktu dan sebagainya,” kata Sandi seperti dikutip CNN Indonesia.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Satya Heragandhi memang pernah mengeluh bahwa pihaknya sedang berpacu dengan waktu. Proyek tersebut diharapkan selesai pada Juli untuk menyambut pesta olah raga terbesar se-Asia atau Asian Games yang berlangsung di Jakarta dan Palembang pada Agustus nanti.

Kejar tayang ini yang kemudian mendapat sorotan banyak pihak. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), misalnya, mengkritik kecelakaan konstruksi pada pembangunan proyek infrastruktur yang kerap terjadi menunjukkan ada yang tidak matang dalam proses pengerjaannya. Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi memilah tiga tahap utama yang mesti dibenahi: perencanaan proyek, pengerjaan, dan pengawasan.

Dalam pengamatannya, kecelakaan terjadi sebagian karena kegagalan konstruksi atau construction failure. Karena itu, Tulus mendesak pemerintah membentuk tim investigasi independen. Tugas utama mereka melakukan engineering forensic untuk menyimpulkan penyebab serangkaian kecelakaan konstruksi tersebut yang bisa pada tahap perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, atau pengawasan konstruksi. Sumber Katadata menyatakan faktor terakhir bisa jadi menyumbang peran besar, yaitu minimnya tenaga pengawas yang kompeten dalam memantau jalannya proyek.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...