Harga Beras Mahal, Pemerintah Perluas Jangkauan Operasi Pasar

Michael Reily
9 Januari 2018, 14:56
Beras Bulog
Arief Kamaludin | Katadata

Sementara, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta Nellys Soekidi menyatakan, tingginya harga beras di pasaran disebabkan oleh minimnya pasokan di daerah sentra produksi. Nellys juga mendapatkan informasi dari daerah memang harganya melambung jauh karena kelangkaan gabah.

“Pedagang itu beli biasanya dari sumber sudah mahal, kita jual dengan selisih yang pantas kita jual ke pedagang bawah,” kata Nellys.

(Baca juga: Klaim HET Sukses, Kemendag Kaji Patokan Harga Telur dan Daging Ayam)

Begitu pun Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menjelaskan stok yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC)semakin berkurang. Data PIBC, pasokan hari ini hanya sekitar 32 ribu ton, padahal batas amannya 30 ribu ton.

“Kalau dibilang stoknya berkurang, ya memang,” ujar Arief. Namun, PIBC yang menjadi alat ukur persediaan beras nasional mendapatkan bantuan dari segala pihak terutama Bulog.

Data PIBC juga menyebutkan, komposisi beras yang tersedia di Bulog mencapai 38% dan sebesar 62% merupakan beras reguler. Padahal, jika pasokannya aman, Arief mengungkapkan beras Bulog hanya mengisi sekitar 5-9% stok PIBC. “Kali ini situasi harga tinggi,” tuturnya.

Sebaliknya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman tidak mengakui terjadinya produksi yang minim. Malah, dia mengklaim swasembada beras tiga tahun berturut-turut pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

“Tidak ada paceklik,” kata Amran, saat evaluasi upaya khusus swasembada pangan di Kantor Kementerian Pertanian, pekan lalu.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...