Setelah Stagnan Lima Tahun, Ekspor Tekstil Tahun Ini Naik 5%

Michael Reily
29 Desember 2017, 15:51
tekstil
Katadata | Arief Kamaludin

Meski, API juga mengantisipasi mulai berlakunya perjanjian dagang Vietnam dengan Uni Eropa yang membebaskan bea masuk produk tekstil. Ade mengungkapkan, pangsa pasar Indonesia ke Uni Eropa bisa tergerus oleh negara kompetitor.

Sementara, menurut Ade, ekspor ke pasar nontradisional seperti Timur Tengah belum terlalu signifikan. "Negara-negara seperti Suriah, Libya, dan Mesir tidak mungkin impor karena dilanda krisis," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah API, total ekspor tekstil Indonesia sepanjang 2016 mencapai US$ 11,83 miliar, atau stagnan sejak 2012. Negara tujuan ekspor tekstil dalam negeri paling banyak adalah Amerika Serikat (AS) sebesar 32,34%, Uni Eropa 14,97%, dan Jepang 10,08%.

(Baca juga: Pemerintah Permudah Impor oleh Pengusaha Kecil)

Lebih spesifik, Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor batik dan produk turunannya sampai Oktober 2017 mencapai US$ 51,15 juta. Sama seperti tekstil pada umumnya, importir batik Indonesia berasal dari Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa.

“Industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di pasar internasional. Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...