Luhut Akui Tawaran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Jepang Lebih Murah

Ameidyo Daud Nasution
15 Desember 2017, 14:17
No image
Suasana ekspo Jaringan Kereta Cepat Negara Tiongkok di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

Kalla memutuskan memilih teknologi narrow gauge setelah bertemu dengan perwakilan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Duta Besar Jepang Masafumi Ishii pada Rabu (13/12).

(Baca: Luhut: Jepang Belum Pasti Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penggunaan narrow gauge akan membuat pembangunan rel simultan dengan jalur kereta Jawa Utara yang telah ada sebelumnya. "Dan anggarannya lebih terjangkau," kata dia.

Jepang meminta pendanaan dengan skema pinjaman yang menggunakan dana APBN. Perihal soal pendanaan, Kalla belum menyepakati permintaaan Jepang.

"Kami minta harga turun. Wapres minta anggaran dioptimalisasi sehingga lebih rendah," kata Budi.

 Sebelumnya, pemerintah menyatakan melakukan kajian proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya yang diperkirakan selesai pada Maret 2018. Pemerintah akan membandingkan hasil kajian antara Korea Selatan, Jepang dan juga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Meski lebih mahal, standard gauge merupakana teknologi modern dengan kecepatan lebih baik. Dengan teknologi ini, kereta bisa menempuh Jakarta-Surabaya hanya dengan waktu 3,5 jam dengan kecepatan 200 kilometer per jam.

Sementara itu, dari hasil pra-studi kelayakan yang dilakukan Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan menggunakan sistem narrow gauge, jarak 748 kilometer Jakarta - Surabaya akan ditempuh dalam waktu 5,5 jam dengan kecepatan rata-rata 160 kilometer per jam.

(Baca: Adu Jepang dan Korsel, Kajian Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Maret 2018)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...