Permintaan Tiongkok Dongkrak Ekspor Sawit Indonesia

Pingit Aria
10 Oktober 2017, 11:36
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Kelapa sawit merupakan salah satu sektor unggulan yang menghasilkan devisa terbesar bagi ekonomi Indonesia.

Penyebabnya, menurut Togar, adalah keterbatasan persediaan dan di saat yang sama produksi kedelai di Canada dan Australia akibat cuaca buruk. “Sehingga ada kekhawatiran stok global minyak nabati akan berkurang dan harga dipastikan akan naik jika pasokan global ketat,” ujarnya.

Sebaliknya Pakistan mengurangi impor minyak sawitnya dari Indonesia sebanyak 6%, atau semula pada Juli, Pakistan tercatat mengimpor 206,46 ribu ton berkurang menjadi 194,38 ribu ton pada Agustus. Penurunan juga diikuti oleh negara-negara Afrika sebesar 3%.

Sementara itu, sepanjang Agustus 2017 harga rata-rata minyak sawit global tercatat naik 2% atau dari US$ 662,50 per metrik ton terkerek menjadi US$ 676 per metrik ton, yang bergerak di kisaran US$ 652,50 – US$ 695 per metrik ton.

Sementara itu, produksi minyak sawit Indonesia sepanjang Agustus 2017 hanya mencapai 3,95 juta ton atau naik 5% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya mencapai 3,75 juta ton. Ekspor yang cukup tinggi dan tidak dibarengi dengan produksi yang tinggi mulai menggerus stok minyak sawit Indonesia.

Togar juga menyebut, pada Akhir Agustus stok tercatat tersisa 2,69 juta ton atau menurun 1% dibandingkan dengan stok bulan sebelumnya. Di sektor biodiesel, Serapan biodiesel pada Agustus tercatat meningkat signifikan yaitu sebesar 47% atau dari 142 ribu ton di bulan Juli meningkat menjadi 210 ribu ton di Agustus.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...