Jokowi Kritik Jurusan SMK yang Masih Terlalu Umum

Ameidyo Daud Nasution
28 Juli 2017, 19:40
Jokowi
Intan | Biro Pers Sekretariat Kepresidenan

Jokowi mengatakan saat ini SDM bahkan dapat dikatakan lebih penting ketimbang Sumber Daya Alam. Ini lantaran pada tahun 2040-2045 nanti Indonesia diprediksi menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia. Pendidikan vokasi bertujuan untuk mempersiapkan daya saing berupa Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal.

(Baca: Bonus Demografi Jadi Alasan Program Peningkatan Kualitas SDM)

Selain itu, Presiden juga meminta pendidikan vokasi tidak hanya mengandalkan lembaga pendidikan yang ada, untuk menciptakan SDM yang bisa diserap industri. Pelatihan bersifat vokasional juga banyak dibutuhkan dan lebih praktis karena prosesnya cepat. Dia juga meminta agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta bisa bekerja sama dengan lembaga pendidikan hingga pesantren.

Hari Presiden juga sempat menyaksikan dua pondok pesantren yakni ponpes Sunan Drajad serta ponpes Nurul Iman menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia serta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. "Nantinya kita bisa masuk ke training lainnya seperti Business Process Outsourcing (BPO) serta fintech," kata Jokowi. Hal ini telah memiliki payung hukum Instruksi Presiden pada tahun lalu.

Sedangkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan hingga saat ini telah ada 1.035 SMK yang bekerja sama dengan 307 perusahaan untuk menggelar pendidikan vokasi. Targetnya pada 2019 sekurangnya 1.775 SMK dapat menjalin kerja sama vokasi dengan 355 perusahaan.

(Baca: Setelah Jerman, Swiss Tawarkan Bantuan Program Kejuruan ke Jokowi)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...