Jasa Marga Akan Jual Saham Jalan Tol Semarang-Solo dan JORR W1

Miftah Ardhian
9 Mei 2017, 17:11
Pintu tol
Katadata | Arief Kamaludin

PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana melepas sebagian kepemilikan sahamnya di ruas tol Semarang-Solo dan Jakarta Outter Ring Road (JORR) W1 pada tahun ini. Rencana tersebut sejalan dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar BUMN melakukan sekuritisasi aset demi memperoleh dana segar untuk membangun ruas tol baru.

Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, perseroan tengah menyusun skema pelepasan sebagian saham ruas tol Semarang-Solo pada tahun ini. Perusahaan pelat merah ini tidak akan melepas semua kepemilikan sahammya dan berencana tetap menjadi pemegang saham mayoritas di ruas tol tersebut.

Rencananya, Jasa Marga hanya akan melepaskan 15-20 persen saham. "Sekarang kan masih 75 persen lah (kepemilikan saham Jasa Marga). Mau dikurangi jadi 55 atu 60 persen. Jadi tetap mayoritas tapi dikurangi kepemilikannya," ujar Desi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (9/5).

Sekadar informasi, selain Jasa Marga, ruas tol Semarang-Solo itu imiliki oleh PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (PT SPJT), yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jateng. (Baca: Desak BUMN Jual Aset, Jokowi: Cara Pikir BUMN Jangan Kuno)

Desi masih enggan menjelaskan target perolehan dana dari penjualan sebagian saham ruas tol yang saat ini dioperasikan oleh PT Trans Marga Jawa Tengah tersebut. Yang jelas, seluruh proses penjualannya diharapkan rampung pada semester satu ini.

Selain itu, Jasa Marga berencana menjual seluruh kepemilikan sahamnya di ruas tol Jakarta Outter Ring Road (JORR) W1. Rencana ini akan direalisasikan belakangan, setelah penjualan saham ruas tol Semarang-Solo.

Saat ini, Jasa Marga memiliki 19 persen saham ruas tol JORR W1 tersebut. Desi mengatakan, perusahaan memang tengah mengkaji pelepasan seluruh saham minoritas di berbagai ruas tol. "Jadi yang minoritas kami akan lepas. Kami konsentrasi yang mayoritas," ujarnya.

Sebelumnya, Desi mengatakan, Jasa Marga tengah memproses sekuritisasi atas pendapatan (future revenue back securities) di ruas tol yang sudah lama beroperasi. Dengfan begitu, ada kepastian pendapatan dari aset tersebut. Prosesnya saat ini masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Dananya nanti untuk pembangunan jalan-jalan tol yang saat ini juga masih memerlukan investasi lebih dari Rp 70 triliun," ujarnya kepada Katadata. Namun, dia enggan menjelaskan besaran dana yang diincar dari sekuritisasi tersebut.

VP Corporate Communication Jasa Marga Dwimawan Heru Santoso menjelaskan, perusahaannya saat ini mempunyai hak konsesi 1.260 kilometer (km). Sekitar 600 km di antaranya telah beroperasi. (Baca: Cari Dana Segar, Waskita Karya Lego 17 Ruas Tol Miliknya)
 
Dalam kurun waktu hingga 2019, Jasa Marga akan mengoperasikan 660 km ruas baru. Untuk mendukung ekspansi ini, dibutuhkan dukungan pendanaan, salah satunya adalah penjualan saham baru (rights issue) pada tahun lalu.
 
Selain itu, Jasa Marga masih mempersiapkan skema pendanaan baru, yaitu sekuritisasi future income di jalan tol yang telah beroperasi. Proses sekuritisasi yang tengah dilakukan di jalan tol Jagorawi.
 
Heru mengatakan, upaya ini bisa memberikan alternatif pendanaan yang selama ini masih dilakukan secara konvensional, seperti pinjaman bank dan obligasi. "Jasa Marga menargetkan proses sekuritisasi selesai pada pertengahan tahun 2017," ujarnya.

Editor: Yura Syahrul

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...