Menteri Perdagangan Bantah Ada Mafia di Balik Kenaikan Harga Cabai

Image title
9 Januari 2017, 19:01
Cabai
Arief Kamaludin | Katadata

(Baca juga:  Cabai dan Bawang, Penyumbang Inflasi Terbesar 2016)

Masalahnya, menurut Enggar, pengiriman cabai tidak bisa dilakukan sekaligus karena produk segar mudah busuk. “Transportasi dari tempat petik ke kota membuat proses pembusukan makin cepat,” katanya.

Begitu juga Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menilai kenaikan harga cabai rawit merah akibat tingginya curah hujan.

Adhi berharap, ke depan pemerintah lebih mengintensifkan perkembangan inovasi pemetaan  dan teknologi pasca panen agar bisa memperpanjang masa simpan cabai. “Selain itu, ada baiknya konsumen mau mengubah kebiasaan konsumsi dengan mulai mengkonsumsi cabai kering dan cabai pasta,” katanya.

(Baca juga:  Jaga Inflasi, BI Luncurkan Sistem Pemantauan Harga Pangan)

 Adapun, menurut Adhi, industri makanan tidak kekurangan pasokan cabai. Hanya saja, perusahaan harus merogoh kantong lebih dalam karena harganya tinggi. “Kebutuhan cabai untuk industri makanan itu hanya 100 ton per tahun, harga industri untuk rawit merah kami beli paling tinggi Rp 150 ribu minggu lalu,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...