Transportasi Laut Makin Diminati, Korea Siap Investasi Rp 11 Triliun
Investasi yang masuk dari Korea Selatan tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar tumbuh sebesar 7,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea mencapai US$ 8 miliar. Dalam periode tersebut sektor yang masuk didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45 persen.
Sebelumnya, BKPM menyatakan adanya minat investasi baru dari Jepang dan Cina di sektor transportasi laut antarpulau untuk angkutan logistik. Minat tersebut disampaikan dalam kegiatan pemasaran investasi yang dilakukan BKPM di Jepang dan Cina pada minggu lalu.(Lihat pula: Investasi Rp 132 Triliun Masuk Melalui Izin Tiga Jam).
Menurut Franky, kertertarikan untuk berinvestasi di transportasi laut karena sejalan dengan salah satu program prioritas Jokowi yaitu poros maritim dan tol laut. Dia yakin apabila investasi tersebut terealisasi dapat mendukung transportasi logistik di wilayah timur Indonesia.
Saya membayangkan ini seperti “angkot laut” yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia, khususnya untuk angkutan logistik,” ujarnya
Melalui “angkot laut” ini, kata Franky, pengiriman logistik ke wilayah timur menjadi lebih cepat. Dengan menghemat waktu akan menghemat biaya distribusi, sehingga menekan harga barang-barang.
Untuk menunjukkan keseriusan dalam menanamkan modal, para investor sudah melakukan studi kelayakan investasinya untuk transportasi laut antara Surabaya, Sorong, dan Jayapura. Mereka memproyeksikan terjadi percepatan angkutan logistik ke kawasan timur Indonesia dari 11 - 17 hari menjadi 3,5 hari.
“Investor lainnya berencana membuat sendiri kapal-kapal yang digunakan sebagai alat transportasi laut tersebut. Tentu saja banyak keuntungan jika proyek ini sudah berjalan,” ujar Franky. (Lihat juga grafik: Korea Selatan, Surga Operasi Plastik).