Gelar Pasar Murah, Pemerintah Berencana Bentuk Pasar Tandingan

Miftah Ardhian
15 Juni 2016, 16:13
Operasi Pasar Perum Bulog
Arief Kamaluddin | Katadata

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan ada sejumlah pertimbangan dalam impor ini. Pertama, pemerintah hanya mendatangkan daging sapi dari Rumah Pemotongan Hewan yang halal. Kedua, kesehatan sapi telah terverifikasi. Sebab, Australia tidak mengizinkan memotong sapi sakit atau sapi tua.

Ketiga, teknologi dan kebersihan Rumah Potong Hewan. “Di sana bersih, dipakai tidur nyaman, tidak ada bau. Kalau pakai mesin bagus. Setelah dipotong ditiris, baru masuk pembekuan. Artinya, dagingnya lebih sehat,” kata Djarot.

Walau sudah ada daging beku, harga daging segar masih relatif tinggi. Untuk menekan lojakan harga tersebut, pemerintah akan memperluas titik-titik penjualan dalam operasi pasar. Sebab, Djarot mengakui tidak mudah masuk ke pasar yang telah ada. Selain itu mesti menghitung harga pokok pembelian untuk menentukan hraga jualnya.

Operasi pasar, kata Djarot, merupakan cikal bakal terbentunya struktur pasar baru. Pemerintah akan membangun pasar alternatif sebagai penyeimbang pasar yang sudah ada supaya tercipta kondisi lebih adil.

Karena itu, bila ditugaskan pemerintah, Bulog akan membentuk pasar induk tandingan. Nantinya, di sana dibangun sebuah unit yang bisa dikontrol dari sisi kualitas, jumlah, dan harganya. Sehingga pemerintah akan mudah dalam mengendalikan gejolak harga. (Baca juga: Kementan dan Bulog Gelar Operasi Pasar Hingga Malam Idul Fitri).

Sebagai informasi, sampai saat ini impor daging sapi Bulog mencapai 2.000 ton. Angka ini jauh dari kuota yang diberikan, yaitu 10.000 ton. Kuota tersebut berlaku sampai akhir 2016. Karenanya, Djarot memastikan pasokan daging sapi akan aman hingga menjelang Lebaran. Hal yang sama berlaku untuk beras. Bulog memiliki stok 2,1 juta ton, dan siap mengguyurkan ke pasar 300 - 400 riibu ton beras.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...