Akuisisi Dua Perusahaan, Go-Jek Buka Kantor di India

Maria Yuniar Ardhiati
19 Februari 2016, 14:52
Go-Jek
Arief Kamaludin|KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek tengah menunggu penumpang yang hendak diantar ke tujuannya di Jakarta.

Bagi Nadiem, kerjasama ini bagaikan pernikahan di nirwana. “Kami sudah berkolaborasi dengan mereka selama dua bulan dan menyukai karya mereka. Kami pikir mereka harus memimpin operasional teknologi kami karena mereka hebat,” kata Nadiem. “Dua startup ini membantu kami meningkatkan skala layanan kami seiring dengan pertumbuhan permintaan serta pengguna. Mereka sangat membantu dalam melakukan ekspansi lebih jauh,” ujarnya.

C42 didirikan pada 2010 oleh Sidu Ponnappa, Niranjan Paranjape, serta Aakash Dhramadhikari. Perusahaan ini telah menjadi konsultan untuk Flipkart, Staples Labs, Quintype, UrbanLadder dan ThoughtWorks. Sementara itu, CodeIgnition bergerak di bidang automasi infrastruktur teknologi. Ajey Gore, Sumit Gupta, Shraddha Gore, Shobhit Srivastava dan Mehak Kahlon mendirikan perusahaan ini tiga tahun lalu. Meski baru diumumkan, Go-Jek sudah mengakuisisi dua perusahaan ini lima bulan silam.

Menurut Nadiem, langkah tersebut untuk meningkatkan kapabilitas layanan. Dengan menguasai C24 dan CodeIgnition, dia berharap pertumbuhannya berlipat ganda. Para ahli teknologi dari dua perusahaan India ini pun menulis ulang sekian banyak kode pada aplikasi Go-Jek untuk membuatnya lebih efisien sekaligus memenuhi kebutuhan terhadap permintaan yang meningkat.

Bukan hanya itu, para pendiri dua perusahaan tersebut  menjalankan startup teknologi dengan lebih baik dan berpengalaman menjadi konsultan untuk perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Dengan itu diharapkan mampu melihat potensi pengembangan Go-Jek. “Kami pernah melakukan kesalahan karena bisnis ini baru untuk kami. Anak-anak muda ini menunjukkan saya cara mengatur dan membentuk sebuah organisasi teknologi, cara menilai kinerja pengembang dan ahli kode, cara menciptakan dinamika berbasis tim, proses pengembangan, langkah perekrutan yang ekeftif, dan cara berkomunikasi,” ujar Nadiem.

Dia sendiri peraih gelar MBA dari Harvard Business School. Nadiem penah menjadi associate di McKinsey and Company, Direktur Zalora Indonesia, serta chief innovation officer Kartuku sebelum membangun Go-Jek. (Baca: Teknologi Informasi yang Mengubah Bisnis Ojek).

Go-Jek merupakan salah satu startup di Indonesia dengan pendanaan paling besar – dengan dukungan dari Sequoia Capital India dan DST Global milik Yuri Milner. “Kami memimpin pasar di setiap lini bisnis kami: transportasi pribadi, jasa kurir, belanja serta jasa online-to-offline,” ujar Nadiem. Yang dimaksud dengan online-to-offline adalah strategi bisnis untuk membawa calon pelanggan daring ke toko-toko dengan wujud fisik.

Halaman:
Reporter: Maria Yuniar Ardhiati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...