Hubungan AS-Tiongkok Memanas, Indonesia Jadi Tujuan Relokasi Investasi
Masuknya pemain asing dalam industri farmasi, juga dinilai mampu mempercepat penanganan pandemi corona. Karena, masuknya perusahaan farmasi asing akan mampu melengkapi kemampuan industri dalam negeri, yang telah mampu memproduksi alat kesehatan secara mandiri.
"Sekarang produksi alat peindung diri (APD) dalam negeri misalnya, sudah mulai jalan produksi 1,5 juta potong per bulan. Nantinya, dengan masuknya pabrik farmasi diharapkan penanganan wabah akan semakin cepat terkendali," ujarnya.
Masuknya industri farmasi ke Indonesia juga diperkirakan akan mempercepat pemulihan kondisi perekonomian, yang terpukul pandemi corona. Pasalnya, industri farmasi termasuk salah satu bisnis yang kebal terhadap wabah, yang perkembangannya justru meningkat pesat sejak Covid-19 menyebar akhir tahun lalu.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani mengatakan, produk farmasi justru dicari dalam situasi saat ini. Berbeda dengan industri lain, seperti manufaktur atau otomotif, yang kinerjanya justru jeblok saat ini.
"Memang, industri farmasi punya masalah ketergantungan impor bahan baku, tapi paling tidak pasarnya ada. Selain farmasi, industri lain yang juga tumbuh bagus saat ini adalah informasi teknologi (IT), dan teknologi," kata Shinta, kepada Katadata.co.id, Jumat (8/5).
(Baca: Kadin: Industri Farmasi & Teknologi Paling Kebal dari Pandemi Corona)