Dampak Pandemi, Pertumbuhan Industri Makanan Minuman Tak Capai Target

Image title
8 Juli 2020, 14:57
makanan minuman, corona, gapmmi
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Kue kering dalam kemasan di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta, Rabu (13/5/2020). Pengusaha makanan dan minuman (8/7) menyebut target penjualan mereka meleset pada kuartal I 2020 akibat pandemi.

Meski demikian ada beberapa perusahaan yang tetap menunjukkan tajinya saat pandemi. Salah satunya adalah PT Mayora Group yang mampu mengekspor produk makanan dan minuman senilai Rp 1,07 triliun.

Rachmat mengatakan hal tersebut merupakan angin segar pada industri makanan RI. Namun dia menyatakan bahwa tidak banyak perusahaan yang bernasib baik seperti Mayora saat ini. “Hanya yang besar-besar saja seperti Mayora dan Indofood. Tapi kami tidak tahu berapa angkanya,” kata dia.

Berdasarkan data Kemendag, pada periode Januari–Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$ 4,3 miliar. Dari angka tersebut, nilai ekspor  produk makanan olahan Indonesia pada Januari−Mei 2020 tercatat sebesar US$ 1,32 miliar, meningkat 7,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada Januari−Mei 2020 yakni Amerika Serikat senilai US$ 293,6 juta (dengan pangsa pasar 22,1%), Filipina US$ 161,4 juta (12,1%). Lalu, Malaysia US$ 101,6 juta (7,6%), Singapura US$ 74,9 juta (5,6%), dan Jepang US$ 71,9 juta (5,4%).

(Baca: Perdagangan Bebas Indonesia-Australia Berlaku, Siapa yang Untung?)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...