Permintaan Sepatu Bermerek Turun 30%, Ekspor Diramal Stagnan Rp 64 T

Image title
6 Agustus 2020, 19:03
Permintaan Sepatu Bermerek Turun 30%, Ekspor Diramal Stagnan Rp 64 T.
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Pekerja mengerjakan pembuatan sepatu handmade Bogor di bengkel sepatu La' Forsa, Sangga Buana, Kelurahan Babakan, Kota bogor, Jawa Barat, Rabu (6/11/2019). Ekspor sepatu asal Indonesia diprediksi stagnan dengan tahun lalu.

Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri sebelumnya mengatakan target ekspor alas kaki tahun ini diperkirakan meleset dari target yang ditetapkan akhir tahun lalu sebesar US$ 5,1 miliar atau setara Rp 71 triliun. 

Adapun pemesanan sepatu masih didominasi dari merek-merek ternama. "Industri alas kaki sebenarnya ditargetkan tumbuh tahun ini. Tapi dengan adanya Covid-19, dampaknya ekspor mulai terasa sejak bulan Mei sedangkan untuk pasar lokal sejak akhir Maret sudah banyak yang tutup karena pembeli banyak membatalkan pesanan," kata dia.

Lebih lanjut, Firman menjelaskan secara keseluruhan pertumbuhan industri alas kaki akan terkoreksi pada tahun ini. Padahal, sebelumnya dia memperkirakan industri alas kaki mampu tumbuh 13%.

"Kami belum bisa menghitung berapa koreksi target karena Covid-19 belum selesai dan new normal juga baru dibuka semua sehingga belum bisa menghitung seberapa besar pertumbuhannya," kata dia.

Pandemi corona menyebabkan industri manufaktur menghadapi pukulan berat. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, pertumbuhan industri berpotensi terpangkas menjadi 2,5% tahun ini, dibanding target pertumbuhan sebelumnya sebesar 5,3%.

Agus mengatakan, industri manufaktur mulai mengalami tekanan pada Maret seiring dengan meluasnya kasus Covid-19 di Tanah Air. Akibatnya, banyak industri tak mampu berproduksi secara maksimal, terlebih dengan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang juga diperkirakan turun menjadi 2,4%, maka pertumbuhan industri kemungkinan nanti akan sekitar 2,5%-2,6%," kata Agus dalam video konferensi di Jakarta, Selasa (21/4).

Sementara berdasarkan skema terburuk, jika ekonomi ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 0,5% sebagaimana prediksi dana moneter internasional (IMF), maka pertumbuhan industri juga diramal akan berada di kisaran 0,7-0,8%.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...