Studi: 90% Kopi Petani Rakyat Dibeli Pengumpul dan Dijual ke Pasar

Image title
13 Agustus 2020, 20:07
Studi YIDH: 90% Kopi Petani Rakyat Dibeli Pengumpul & Dijual ke Pasar.
ANTARA FOTO/Seno/pras.
Petani memetik kopi arabika di Desa Curahtatal, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Jumat (10/7/2020). Riset yayasan dagang hijau menunjukkan, 90% produksi petani dijual ke pasar melalui peran pengepul.

Jika terjadi kolaborasi efektif dan adaptif antara pengumpul, petani kopi dan aktor lain dalam rantai pasok kopi di tengah pandemi saat ini, diharapkan  stabilitas pasar kopi Indonesia bisa terjaga.

"Serta mendorong ekosistem bisnis kopi yang berkelanjutan,”katanya.

Sementara itu, Pemimpin Operasional Enveritas Wilayah Asia Senthil Nathan mengatakan, para pengumpul ikut membangun kesejahteraan petani karena hubungan yang saling membutuhkan satu sama lain. Untuk memperbaiki penjualan kopi harus ra dilakukan reformasi bisnis.

Beberapa yang harus diubah yakni menciptakan akses pasar yang lebih modern menggunakan teknologi, memberikan akses terhadap pinjaman, melakukan pelatihan bisnis dan menciptakan sistem transportasi yang lebih efektif.

"Menandakan tingkat kualitas kopi petani dan memperluas jenis layanan para pengumpul di luar sebagai pembeli,” ujarnya.

Dampak Corona 

Adapun pandemi corona yang melanda di hampir seluruh negara berdampak pada penurunan harga kopi dunia. Tercatat sejak Juni hingga saat ini harga biji kopi di hanya dipatok sebesar US$ 2,2 per kilogram (Kg) atau setara Rp 32.000. 

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, sejak tahun 2010 harga kopi terus menurun dari yang sebelumnya mencapai US$ 4,68 per kg atau setara Rp 68.000. Tak lama setelah ada pandemi, harga kopi pun anjlok hingga di bawah US$ 2,5 per atau sekitar Rp 36.000 per kg. 

"Harga kopi terus menurun hingga sekarang," kata Iman dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (5/8).

Hal itu menurutnya disebabkan terganggunya rantai pasok dan permintaan kopi akibat kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang diterapkan berbagai negara. 

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...