Strategi Mendag Lutfi Meredam Harga dan Peliknya Persoalan Kedelai

Image title
11 Januari 2021, 16:57
kedelai, menteri perdagangan, m lutfi, harga kedelai
ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/aww.
Pekerja memproduksi tahu di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (6/1/2021). Kenaikan harga bahan baku kedelai impor dari sebelumnya Rp6.500 ribu per kilogram dan kini naik hingga Rp10.000 ribu menyebabkan pelaku UKM bersiasat mengantisipasi pembengkakan biaya produksi dengan mengurangi ukuran tahu dan porsi campuran kedelai serta menaikkan harga jual tahu dari sebelumnya Rp500 menjadi Rp1.000 per potong.

"Dengan harga di gudang importir sekitar Rp 8.500 per kg, maka harga yang terbentuk di masyarakat berkisar Rp 15.000 per kg. Karena itu, pemerintah memiliki tugas penting untuk menjembatani importir, perajin dan pedagang," kata dia.

Oleh karena itu setiap akhir bulan Kemendag akan menghitung harga wajar produk kedelai, dan menginformasikan harga tersebut kepada masyarakat. Ketika terjadi kenaikan harga, masyarakat akan mengetahui dan diharapkan bisa mengerti.

"Kalau misalnya bulan depan harga kedelai naik Rp 100, tahu dan tempe harganya juga naik tidak lebih dari itu. Ini namanya burden sharing. Jadi importirnya memastikan barang tetap ada, perajin akan tetap produksi, dan saya akan menginformasikan kepada pasar bahwa harganya tinggi," kata Lutfi.

Namun ketika harga kedelai sudah kembali normal, yakni di bawah Rp 8.000 per kg, Lutfi mengakatakan bahwa pemerintah akan mempersilakan kembali pasar menentukan harga melalui mekanisme supply dan demand.

MENYIASATI KENAIKAN HARGA KEDELAI
MENYIASATI KENAIKAN HARGA KEDELAI (ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/wsj.)

 

Kebijakan Menjaga Pasokan

Untuk menjaga pasokan, terutama menjelang bulan Ramadan, Lutfi mengatakan bahwa Kemendag telah mengeluarkan kebijakan khusus untuk memastikan barang pokok tetap tersedia. Dia juga memastikan tata kelola impor maupun pengadaan barang akan dilakukan secara transparan dan terbuka.

Dengan demikian, jika nantinya ada kenaikan harga, itu disebabkan oleh harga pasar global yang berdampak pada komoditas di dalam negeri.

Senada, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Syailendra memastikan ketersediaan stok pangan. Syailendra menyatakan, untuk bulan ini setidaknya tersedia 250.000 ton kedelai impor.

“Setiap bulan akan ada 250.000 ton kedelai yang masuk. Kami menyiapkan agar stok tetap tersedia, sehingga pengrajin bisa terus berproduksi,” kata Syailendra.

Ke depan, untuk mengantisipasi lonjakan harga, dia mengaku Kemendag telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakaoptindo) juga asosiasi kedelai.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyarankan untuk menyediakan lahan 1 juta hektare guna ditanami kedelai. Pasalnya, produksi dalam jumlah sedikit tidak memberi dampak signifikan pada komoditas yang masih diimpor. Padahal, kedelai dapat tumbuh di Indonesia.

Ia pun menyoroti, petani dalam negeri enggan menanam kedelai lantaran harganya kalah saing dengan pasar impor. Karena itu, ia meminta ada lahan khusus untuk ditanami komoditas pertanian yang masih diimpor.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...