Meski Terpukul Covid-19, Tingkat Okupansi Mal di Jakarta Capai 82,9%

Happy Fajrian
18 Februari 2021, 19:31
okupansi mal, pusat perbelanjaan, pandemi covid-19
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.
Suasana pusat perbelanjaan yang sepi karena masyarakat mengurangi mobilitas di tengah pandemi Covid-19.

Selain itu inovasi kanal penjualan dan pemasaran dalam bentuk pemanfaatan omni channel (online dan off-line) menjadi salah satu solusi bertahan untuk menarik minat konsumen berbelanja di tengah pandemi.

Okupansi Mal 2021 Diperkirakan Hanya 60%

Sebelumnya wakil Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa tingkat okupansi pusat perbelanjaan secara nasional turun menjadi 70-80% pada 2020 dari 80-90% sebelum terjadi pandemi.

Trafik pengunjung mal yang menurun selama pandemi, menyebabkan bisnis retail lesu sehingga banyak tenant yang tidak memperpanjang masa sewa. Dia pun memperkirakan tingkat okupansi pusat perbelanjaan tahun ini akan kembali turun 10 - 20%, menjadi hanya 60% saja.

"Dalam waktu dekat tidak ada penyewa baru, karena pelaku usaha cenderung membatalkan atau menunda usaha mereka sambil menunggu perkembangan ekonomi ke depan," kata Alfionz kepada Katadata.co.id, awal Januari lalu (6/1).

Akibatnya, pendapatan pengusahan pusat perbelanjaan di tahun ini semakin tertekan. Dia mencontohkan, sebelum pandemi 82 pusat perbelanjaan di Jakarta, rata-rata bisa mengantongi pendapatan Rp 1,85 triliun per bulan. Sedangkan tahun ini kemungkinan hanya sekitar 40%.

“Untuk saat ini, jalan yang dilakukan adalah tetap mempertahankan efisensi, sembari berharap adanya bantuan dari pemerintah,” kata dia. Alfonz berharap, pusat perbelanjaan kembali pulih di semester II. Namun, ini bergantung pada efektifitas vaksinasi yang akan mulai dilaksanakan.

Namun Public Relations Manager Grand Indonesia Dinia Widodo menyebutkan, jumlah pengunjung masih terpantau stabil. Bahkan kunjungan cenderung ramai pada saat libur natal 2020 dan tahun baru 2021, hampir sama dengan tahun sebelumnya.

Dia menyebutkan peningkatan pengunjung ini karena masyarakat mencari kebutuhan Natal dan Tahun baru. “Kami mematuhi protokol kesehatan dengan tetap membatasi jumlah pengunjung di bawah 50% sejalan dengan himbauan pemerintah,” ujar Dinia.

Dia pun memperkirakan, tingkat kunjungan mal di kuartal I tahun ini tak berbeda dengan tahun lalu, ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi diberlakukan. “Kenaikan pengunjung hanya terjadi pada weekend saja,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...