Kinerja Industri Tekstil Memburuk, Ada Andil Serbuan Produk Impor

Cahya Puteri Abdi Rabbi
28 April 2021, 07:42
industri tekstil, produk impor, kinerja tekstil, tekstil, industri garmen
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Ilustrasi. Rata-rata utilisasi pabrik industri tekstil hanya mencapai 60% pada kuartal I 2021.

Menurut dia, kunci pemulihan industri tekstil bergantung pada kesiapan pasar terhadap produk yang tersedia. Selain itu, daya beli masyarakat juga menjadi faktor pendorong bangkitnya pasar tekstil dalam negeri.

Ia juga mengatakan, kegiatan ekonomi bisa meningkat seiring berjalannya program vaksinasi. “Dengan vaksinasi ini kita berharap pergerakan ekonomi, pergerakan masyarakat dan pergerakan barang tidak lagi banyak terbatasi,” katanya.

Kementerian Perindustrian tengah mengusulkan sejumlah tarif safeguard untuk produk-produk garmen impor. Saat ini, usulan tersebut telah dikirim melalui Kementerian Perdagangan ke Kementerian Keuangan. “Masih ada satu tahapan lagi di Kementerian Keuangan, baru dapat ditetapkan oleh Menteri," kata Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian, Elis Masitoh di Jakarta, Senin (26/4) malam.

Elis menjelaskan, tarif safeguard yang diusulkan tersebut bervariasi untuk tiap jenis produk garmen. Misalnya, untuk atasan casual seperti kaus diusulkan tarif Rp 27 ribu untuk setiap produk impor yang masuk.

"Jadi, ketika ada atasan casual dari Tiongkok, sebut saja, masuk dengan harga Rp 20 ribu, dikenakan safeguard Rp 27 ribu, harga yang masuk ke Indonesia menjadi Rp 47 ribu," tuturnya. Dengan demikian, ia berharap industri dalam negeri mampu memproduksi jenis pakaian serupa dengan harga yang lebih kompetitif.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...