Toyota dan Honda Tolak Wacana Insentif Pajak Kendaraan Listrik AS

Cahya Puteri Abdi Rabbi
13 September 2021, 08:30
Toyota, Honda, insentif, pajak
Toyota Astra Motor
PT Toyota Astra Motor meluncurkan dua mobil listrik di Nusa Dua, Bali, Toyota COMS untuk satu penumpang (pengendara), dan Toyota C+Pod untuk dua penumpang.

Tiga besar prodsen mobil listrik  di AS yaitu GM, Ford Motor Co, dan Stellantis NV yang merupakan bagian dari Chrysler diyakini akan diuntungkan aturan dalam RUU karena mereka diwakili oleh serikat pekerja United Auto Workers (UAW).

Sementara itu, pembuat mobil asing yang beroperasi di AS termasuk Tesla yang tidak memiliki serikat pekerja. Banyak dari mereka yang menentang UAW untuk bisa menjalankan pabrik di Amerika Serikat.

 Presiden UAW Ray Curry mengatakan, pemberian kredit pajak akan sangat membantu dalam mendukung  serikat pekerja yang membayar dengan baik di sektor mobil listrik yang telah diperjuangkan oleh Presiden Biden.

RUU tersebut akan membatasi kredit mobil listrik untuk mobil dengan harga tidak lebih dari US$ 55.000, sementara truk dapat dihargai hingga US$ 74.000.

Sementara itu, Toyota yang termasuk sebagai perusahaan non-Amerika Serikat terus berupaya agar insentif tersebut juga bisa didapatkan oleh para pekerja mereka.

"Kami akan berjuang untuk memfokuskan uang pembayaran pajar untuk membuat kendaraan listrik dapat diakses oleh konsumen Amerika yang tidak mampu membeli mobil dan truk dengan harga yang tinggi," ujar perwakilan Toyota.

Di sisi lain, Toyota Motor Corp memangkas proyeksi produksi mobilnya sekitar 3% atau 300.000 kendaraan pada tahun ini. Penurunan produksi disebabkan penyebaran Covid-19 di Asia Tenggara yang telah mengganggu akses ke semikonduktor dan suku cadang penting lainnya.

Produsen mobil asal Jepang ini memperkirakan akan memproduksi 9 juta kendaraan hingga Maret 2022, turun dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 9,3 juta kendaraan. Namun, perusahaan tetap optimis bisa mencetak laba operasi sebesar  2,5 triliun yen atau sekitar Rp 325 trilun tahun ini, dengan mempertimbangkan potensi adanya pengurangan biaya.

Toyota juga mengatakan, pemangkasan produksi terjadi pada bulan lalu akibat kekurangan cip dan suku cadang di beberapa negara manufaktur di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Vietnam.

“Covid terus berdampak pada pemasok di Asia Tenggara. Meskipun pembuat mobil juga terkena dampak kekurangan semikonduktor di seluruh industri, penyebaran Covid adalah alasan luar biasa untuk memangkas produksi,” kata Chief Purchasing Group Officer Toyota Kazunari Kumakura, dikutip dari Bloomberg, Senin (13/9).

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...