Genjot Ekspor Ikan ke Singapura, Bandara Biak Tambah Fasilitas Kargo

Cahya Puteri Abdi Rabbi
7 Oktober 2021, 10:10
ekspor, singapura, perikanan, bandara
Frans Kaisiepo airport/instagram
Bandara Frans Kaisiepo di Biak, Papua

Optimallisasi SKPT dilakukan agar sektor perikanan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.

Pembangunan pasar ikan Fandoi merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Jepang dengan Pemerintah Indonesia melalui Official Development Assistance (ODA) dari Japan International Cooperation Agency (JICA). 

“Ekspor ikan secara langsung dari SKPT Biak ke negara tujuan salah satunya Jepang harus kita dorong terus,” kata Luhut.

 Sementara itu, Trenggono mengatakan bahwa roda perekonomian Indonesia Timur dapat dipacu melalui kegiatan perikanan di SKPT Biak Numfor.

Wilayah itu akan menjadi pusat pendaratan ikan hasil tangkapan nelayan dari Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 717. Selain itu, pengolahan hasil perikanan juga dapat dilakukan di sana.

“Pemaksimalan kinerja SKPT Biak Numfor dapat mendorong ekspor perikanan langsung dari wilayah Indonesia Timur. Adapun komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi di WPP 717 seperti tuna, tongkol, cakalang, kerapu, lobster dan kepiting,” kata Trenggono.

SKPT Biak Numfor sendiri memiliki sarana dan prasarana berupa Gudang Beku Terintegrasi atau Integrated Cold Storage (ICS) dengan kapasitas daya tampung mencapai 200 ton.

Tempat itu juga memiliki pusat pelelangan ikan, kendaraan berpendingin, chest freezer dan cool box untuk menjaga mutu ikan hasil tangkapan nelayan.

Keberadaan SKPT Biak Numfor menjadi angin segar bagi masyarakat setempat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan.

Hal ini terbukti dari peningkatan produksi ikan hasil tangkapan yang meningkat sebesar 35%, dari 56.960 ton pada tahun 2016 menjadi 76.847 ton pada tahun 2019 dengan dominasi hasil tangkapan yakni ikan demersal sebanyak 31.737 ton, ikan pelagis kecil sebanyak 23.748 ton dan ikan pelagis besar sebanyak 21.362 ton.

Hal ini berbanding lurus dengan peningkatan rata-rata pendapatan nelayan yang menjadi tiga kali lipat per bulan, khusus nelayan penerima bantuan kapal SKPT, yaitu semula sebesar sekitar Rp 1,2 juta menjadi Rp 3,6 juta.

Melalui SKPT Biak Numfor, pada 28 Agustus lalu juga telah dilakukan ekspor langsung perdana ke Singapura dengan jenis produk yang diekspor antara lain tuna loin sebanyak 150 kilogram, kepiting sebanyak 350 kilogram dan lobster sebanyak 30 kilogram yang dikirim ke Singapura melalui jalur udara.

“Ekspor ini menjadi langkah awal bagi Kabupaten Biak Numfor untuk dapat memasarkan produknya ke luar negeri,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...