Jokowi Ingin Larang Ekspor Sawit dan Bauksit Mentah Demi Hilirisasi

Rizky Alika
13 Oktober 2021, 12:27
Jokowi, sawit, bauksit, ekspor
ANTARA FOTO/Akbar Tado/rwa.
Pekerja menyusun tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke atas mobil di Tarailu, Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (23/05/2021). Harga TBS kelapa sawit tingkat petani sejak dua bulan terakhir turun dari harga Rp1.900 per kilogram menjadi Rp1.680 per kilogram yang disebabkan banyaknya produksi.

Indonesia sempat kehilangan kesempatan saat terjadi ledakan (booming) minyak dan kayu. Jokowi pun tidak ingin Indonesia kembali kehilangan kesempatan besar. 

Untuk itu, layangan gugatan ke WTO diharapkan tidak membuat Indonesia mundur. Bahkan, Jokowi meminta jajarannya untuk menyiapkan pengacara kelas internasional apabila menghadapi gugatan tersebut.

"Kita siapkan untuk mengintegrasikan apa yang kita cita-citakan," katanya.

Pada Februari 2020 silam, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pelarangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga menjadi fokus utama.

Pasalnya, pemerintah sedang membangun program B30 dan dalam dua tahun akan dikembangkan menjadi B100.

Komoditas, terutama CPO, merupakan penyumbang ekspor terbesar Indonesia. Indonesia juga menjadi produsen dan eksporter minyak sawit terbesar di dunia.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), nilai ekspor minyak sawit dan  produk turunannya pada bulan Agustus 2021 mencapai US$ 4,42 miliar atau Rp63,21 triliun. Angka tersebut naik sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar 57% dibandingkan Juli.

Khusus  CPO, ekspor pada Agustus mencapai 541 ribu ton, melonjak dibandingkan dengan yang dicatat pada Juli yakni 151 ribu ton. Peningkatan ekspor didorong krisis energi di Cina dan India.


Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...